klikwartaku.com
Beranda Internasional Menteri Pertahanan AS Tawarkan Visi Akal Sehat Trump

Menteri Pertahanan AS Tawarkan Visi Akal Sehat Trump

Ilustrasi visi akal sehat Trump

KLIKWARTAKU – Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth, saat berbicara dalam sebuah pertemuan tingkat tinggi pertahanan Asia menawarkan visi “akal sehat” dari Trump dalam menghadapi dunia internasional. Bahwa Amerika tidak memiliki atau menginginkan musuh permanen. Bahkan dia membandingkan Presiden AS dengan negarawan Singapura almarhum Lee Kuan Yew, yang dikenal karena pendekatan realpolitik yang pragmatis.

“Amerika Serikat tidak tertarik dengan pendekatan kebijakan luar negeri yang moralistik dan menggurui seperti masa lalu. Kami tidak datang untuk menekan negara lain agar mengadopsi kebijakan atau ideologi tertentu. Kami tidak datang untuk menguliahi Anda soal perubahan iklim atau isu budaya. Kami tidak datang untuk memaksakan kehendak kami,” ujarnya.

Pendekatan ini dikritik oleh Senator Partai Demokrat Tammy Duckworth, anggota delegasi AS di Singapura. Anggota komite hubungan luar negeri Senat itu mengatakan bahwa visi Hegseth dan Trump tidak konsisten dengan nilai-nilai dasar bangsa mereka.

“Orang-orang tahu apa yang kami perjuangkan yakni hak asasi manusia, hukum dan ketertiban internasional. Dan kami akan terus memperjuangkannya. Dan saya tahu bahwa di Senat, kami akan mencoba mempertahankan hal itu, karena jika tidak, itu berarti kami bukanlah Amerika,” katanya.

Duckworth juga mengkritik pesan utama Hegseth kepada sekutu, menyebutnya merendahkan. “Gagasan bahwa kami akan merangkul kalian, kami tidak butuh bahasa seperti itu. Kami perlu berdiri bersama sekutu, bekerja sama, dan menyampaikan pesan bahwa Amerika tidak meminta siapa pun memilih antara RRT (Republik Rakyat Tiongkok) dan kami,” ungkapnya.

Anggota delegasi lainnya, anggota DPR dari Partai Republik Brian Mast dan John Moolenaar, mengatakan bahwa pidato itu menyampaikan pesan jelas tentang ancaman China dan disambut baik oleh banyak negara Asia, berdasarkan pertemuan mereka dengan para pejabat.

“Pesan yang saya dengar adalah bahwa masyarakat ingin melihat kebebasan navigasi dan saling menghormati antarnegara, tetapi merasa terintimidasi oleh tindakan agresif yang ditunjukkan China,” kata Moolenaar, yang menjabat sebagai ketua komite DPR tentang persaingan antara AS dan China. “Jadi kehadiran AS disambut dan didorong. Pesannya adalah terus hadir.”

Ian Chong, peneliti non-residen di Carnegie China, mengatakan seruan Hegseth untuk meningkatkan belanja pertahanan adalah hal yang cukup standar dari AS saat ini. Meskipun ini telah menjadi isu lama antara AS dan sekutu Asia seperti Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan selama beberapa decade. Namun kini, pemerintahan Trump lebih mendesak dan menuntut lebih banyak. “Saya kira pemerintah-pemerintah Asia akan mendengarkan, tetapi seberapa banyak mereka akan mematuhi, itu cerita lain,” kata Dr. Chong.

William Choong, peneliti senior di ISEAS Yusof Ishak Institute, mengatakan dengan beberapa pengecualian, persepsi ancaman dari China di negara-negara Asia tidak sama dengan persepsi negara-negara Eropa terhadap Rusia. Sebab banyak negara di Asia memiliki pandangan yang lebih positif terhadap China.

“Mereka mengakui tantangan yang ditimbulkan China di Laut China Selatan, tetapi selain itu mereka bersedia bekerja sama dengan China dalam hampir semua bidang,” kata Dr. Choong seraya menambahkan bahwa seruan Hegseth paling tidak telah menunjukkan ketidaktahuan, dan paling buruk menunjukkan keangkuhan.***

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan