klikwartaku.com
Beranda Internasional Menlu AS Marco Rubio Ancam Ledakkan Kartel Narkoba Asing, Dua Geng Ekuador Ditetapkan Sebagai Teroris

Menlu AS Marco Rubio Ancam Ledakkan Kartel Narkoba Asing, Dua Geng Ekuador Ditetapkan Sebagai Teroris

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio. Foto: Tangkapan layar YouTube Associated Press

KLIKWARTAKU — Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, melontarkan pernyataan keras saat kunjungannya ke Ekuador. Ia menegaskan bahwa Washington tidak akan ragu untuk “meledakkan” kelompok kriminal transnasional yang mengancam keamanan AS, bahkan bila harus melibatkan operasi militer bersama negara lain.

“Mereka akan membantu kita menemukan para pelaku ini dan meledakkannya, jika itu yang diperlukan,” kata Rubio, Kamis 5 September 2025.

Dalam kesempatan itu, Rubio juga mengumumkan bahwa pemerintah AS resmi menetapkan dua geng terbesar di Ekuador, Los Lobos dan Los Choneros, sebagai organisasi teroris asing. Langkah ini diambil setelah meningkatnya kekerasan kartel narkoba yang kini menguasai jalur perdagangan kokain dari Amerika Selatan menuju AS, Eropa, dan Asia.

Pernyataan tegas ini muncul hanya beberapa hari setelah pasukan AS melancarkan serangan udara terhadap sebuah kapal di Laut Karibia yang disebut membawa 11 penyelundup narkoba. Menurut Gedung Putih, operasi tersebut menargetkan anggota geng asal Venezuela, Tren de Aragua. Namun, sejumlah pakar hukum internasional menyebut serangan itu berpotensi melanggar hukum maritim dan hak asasi manusia.

Selain itu, Rubio juga mengumumkan bantuan keamanan senilai USD 13,5 juta setara dengan kurang lebih Rp206,55 miliar (dengan asumsi kurs Rp15.300 per dolar AS) dan teknologi drone sebesar USD 6 juta sekitar Rp91,8 miliar untuk mendukung Ekuador dalam memberantas jaringan narkoba.

Presiden Ekuador, Daniel Noboa, menyambut baik langkah AS tersebut. Ia sebelumnya sudah mendesak Washington agar mengklasifikasikan Los Lobos dan Los Choneros sebagai kelompok teroris. Noboa bahkan berupaya mengubah konstitusi agar Ekuador bisa kembali mengizinkan keberadaan pangkalan militer asing, setelah yang terakhir ditutup pada 2009.

Sementara itu, lonjakan kekerasan kartel di Ekuador tak hanya mengacaukan stabilitas keamanan, tetapi juga mendorong gelombang migrasi warganya ke Amerika Serikat.

Namun, para ahli hukum imigrasi memperingatkan bahwa penetapan kartel sebagai organisasi teroris bisa menimbulkan dilema. Korban pemerasan mungkin diakui sebagai korban terorisme, tetapi di sisi lain, mereka yang terpaksa membayar uang perlindungan bisa dianggap “memberi dukungan material” bagi kelompok terlarang.

Langkah agresif AS ini menandai fase baru dalam perang melawan kartel narkoba yang telah berlangsung selama puluhan tahun.***

Kunjungi Medsos Klikwartaku.com

Klik di sini
Bagikan:

Iklan