klikwartaku.com
Beranda Internasional Mengapa Thailand dan Kamboja Terlibat Bentrok Mematikan di Perbatasan? Ini Penjelasannya

Mengapa Thailand dan Kamboja Terlibat Bentrok Mematikan di Perbatasan? Ini Penjelasannya

Ketegangan kedua negara meningkat drastis pada 2008 saat Kamboja mengusulkan Candi Preah Vihear (warisan abad ke-11) ke UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia. Foto: Tangkapan layer YouTube APT

KLIKWARTAKU — Bentrokan bersenjata kembali pecah di wilayah perbatasan Thailand dan Kamboja pada Kamis pagi 18 Juli 2025, menewaskan sedikitnya 12 warga Thailand, sebagian besar merupakan warga sipil. Belum diketahui jumlah korban dari pihak Kamboja, karena pemerintah Phnom Penh belum merilis data resmi.

Insiden ini menandai puncak dari ketegangan yang telah berlangsung selama berbulan-bulan, dan menjadi lanjutan dari konflik yang berakar lebih dari satu abad lalu.

Konflik bermula pada awal Kamis pagi ketika kedua negara saling menuduh pihak lawan sebagai pemicu tembakan pertama. Thailand mengklaim Kamboja lebih dulu mengirim drone untuk mengawasi posisi pasukan mereka, kemudian menembakkan pelontar roket dan menyerang fasilitas sipil.

Sebaliknya, Kamboja menuduh tentara Thailand melanggar kesepakatan sebelumnya dengan mendekati dan mengepung sebuah candi Hindu-Khmer yang terletak di wilayah sengketa.

“Thailand menggunakan kekuatan berlebihan, termasuk senjata berat dan serangan udara,” ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata, seperti dikutip Phnom Penh Post.

Akar Konflik: Candi dan Warisan Sejarah

Konflik antara kedua negara ini bukanlah persoalan baru. Sengketa dimulai sejak masa kolonial Prancis pada awal abad ke-20, ketika penentuan batas wilayah belum disepakati secara tuntas.

Ketegangan meningkat drastis pada 2008, saat Kamboja mengusulkan Candi Preah Vihear (warisan abad ke-11) ke UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia. Thailand menolak keras karena lokasi candi berada di wilayah yang disengketakan. Sejak saat itu, bentrokan sporadis antara pasukan kedua negara kerap terjadi.

Apa yang Terjadi Kamis Lalu?

Menurut Dewan Keamanan Nasional Thailand (NSC), pada pukul 07.30 waktu setempat, militer Kamboja mengirimkan drone ke wilayah perbatasan. Sekitar 50 menit kemudian, pasukan Kamboja dengan pelontar granat bergerak mendekati posisi Thailand. Negosiasi dengan teriakan gagal dilakukan, dan baku tembak pun tak terhindarkan.

Thailand menuduh Kamboja menggunakan peluncur roket BM-21 dan artileri yang merusak rumah warga, SPBU, serta sebuah rumah sakit di sisi Thailand.

Di sisi lain, Kamboja menyatakan bahwa tembakan pertama justru berasal dari pasukan Thailand sekitar pukul 08.46, setelah terlebih dahulu memasang kawat duri di sekitar candi sengketa.

Apakah Akan Meletus Menjadi Perang?

Meskipun baku tembak telah berhenti, kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut tetap membayangi. Pejabat tinggi dari kedua negara mengaku ingin menyelesaikan masalah ini secara damai, namun tetap menegaskan hak membela diri masing-masing.

“Perselisihan ini sangat sensitif dan harus diselesaikan secara hati-hati serta sesuai hukum internasional,” kata Perdana Menteri Sementara Thailand, Phumtham Wechayachai.

Namun, para analis menilai lemahnya kepemimpinan di kedua negara bisa menjadi hambatan besar dalam menurunkan tensi konflik. Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, belum mengukuhkan wibawa penuh sebagai pemimpin, sementara Hun Sen, ayahnya, dinilai masih berperan besar di balik layar.

Bagaimana Dampaknya Terhadap Wisatawan?

Hingga saat ini, konflik masih bersifat lokal dan belum menyebar ke wilayah lain. Meski demikian, beberapa negara seperti China telah mengimbau warganya di Kamboja untuk menjauhi perbatasan.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Inggris belum mengeluarkan larangan resmi, tetapi mengingatkan warga untuk berhati-hati di sekitar kawasan candi Preah Vihear, Ta Kwai, dan Ta Muen Thom — area yang populer di kalangan wisatawan.***

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan