Mendag Harap Youthpreneurs Bawa Kerajinan Indonesia ke Panggung Global
KLIK WARTAKU – Menteri Perdagangan Budi Santoso melempar tantangan terbuka kepada wirausahawan muda Indonesia. Dalam pembukaan INACRAFT October 2025 Vol. 4 Youthpreneurs di Jakarta International Convention Center (JICC), Kamis (2/10), Mendag menegaskan bahwa masa depan kerajinan Indonesia ada di tangan generasi muda, bukan sekadar sebagai pelestari budaya, tapi juga inovator yang mampu menembus pasar dunia.
“Indonesia sudah berada di peringkat ke-11 eksportir kerajinan dunia. Masa depan kerajinan kita ditentukan generasi muda. Kami mengajak youthpreneurs menjadi pelestari budaya sekaligus inovator di panggung global,” tegas Budi.
Pernyataan itu diperkuat dengan data perdagangan terbaru. Ekspor Indonesia Januari–Agustus 2025 tumbuh 7,72 persen, dengan surplus USD 29,14 miliar, melonjak 53,29 persen dibanding tahun sebelumnya. Surplus Agustus 2025 bahkan memperpanjang rekor 64 bulan beruntun.
UMKM BISA Ekspor: Dari Lokal ke Global
Budi menekankan, Kementerian Perdagangan serius menggarap UMKM sebagai ujung tombak ekspor melalui program UMKM BISA Ekspor.
Program ini memfasilitasi pertemuan UMKM dengan perwakilan perdagangan RI di 33 negara, yang kemudian membuka business matching dengan buyer internasional.
Hasilnya konkret: 942 UMKM ikut business matching sepanjang Januari–Agustus 2025 dengan nilai transaksi USD 90,90 juta (Rp1,40 triliun). Yang lebih mencolok, 70 persen di antaranya adalah UMKM debutan ekspor.
“Banyak UMKM kita punya potensi besar, tapi belum tahu cara bertemu buyer. Di sinilah pemerintah hadir. Kami ingin mereka berani, inovatif, dan siap adaptasi dengan standar global,” jelas Budi.
Momentum Perjanjian Dagang
Selain dorongan inovasi, pemerintah juga memanfaatkan jalur perjanjian dagang untuk memperluas pasar. Dalam dua bulan terakhir, Indonesia merampungkan atau menandatangani perjanjian penting:
-
Indonesia–Peru CEPA (Agustus 2025),
-
Indonesia–Uni Eropa CEPA (September 2025),
-
Indonesia–Kanada CEPA (September 2025),
-
serta dijadwalkan Indonesia–Eurasian Economic Union FTA (Desember 2025).
Dengan sederet CEPA dan FTA ini, kerajinan dan produk kreatif Indonesia diproyeksikan mendapat akses pasar lebih luas, dari Amerika Latin hingga Eropa Timur.
Youthpreneurs Jadi Motor Inovasi
Di INACRAFT Youthpreneurs, salah satu contoh nyata inovasi ditunjukkan Lumosh Living, UMKM keramik yang mengubah limbah keramik menjadi produk bernilai ekspor.
Perusahaan ini berhasil menembus buyer asing setelah meraih predikat Best Design di ajang Good Design Indonesia 2024.
“Insentif pemerintah sangat dibutuhkan agar keramik kita bisa bersaing dengan Thailand dan Vietnam. Kami juga ingin lebih banyak ruang pameran internasional untuk produk keramik, yang saat ini masih kalah dari rotan dan kayu,” ujar Raymond Kurniawan Tjiadi, Co-Founder Lumosh Living. **
Kunjungi Medsos Klikwartaku.com
Klik di sini