Mendag Gandeng Diaspora dan Perkuat Ekspor Daerah
KLIK WARTAKU – Pemerintah Indonesia terus menajamkan fokus pada transformasi ekonomi berbasis ekspor dengan menjadikan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai motor utama.
Menteri Perdagangan Budi Santoso, atau yang akrab disapa Mendag Busan, meresmikan dua Export Center baru di Balikpapan dan Batam pada Jumat (1/8), sekaligus berdialog dengan diaspora global di Congress of Indonesian Diaspora ke-8 (CID-8) yang pertama kali digelar di Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Peresmian Export Center ini bukan hanya seremoni. Ini adalah bentuk nyata komitmen pemerintah dalam memperluas akses pasar global bagi UMKM dan memperkuat ekosistem ekspor nasional,” ujar Mendag Busan dalam sambutannya di Balikpapan.
Export Center di Balikpapan dan Batam kini melengkapi pusat serupa yang sebelumnya hadir di Surabaya dan Makassar.
Di bawah koordinasi Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional, Export Center memberikan layanan mulai dari konsultasi prosedur ekspor, legalitas, kurasi produk, hingga fasilitasi business matching dan pemanfaatan perjanjian perdagangan internasional. Khusus Balikpapan akan melayani kawasan Kalimantan, sedangkan Batam menjangkau wilayah Sumatra.
Mendag juga menekankan pentingnya keterlibatan diaspora dalam membuka pasar luar negeri. Dalam sesi diskusi CID-8, Mendag mengajak diaspora di berbagai negara untuk berperan aktif sebagai importir dan promotor produk dalam negeri, khususnya UMKM.
“Ekspor kita tumbuh 7,7 persen pada semester pertama 2025, melebihi target tahunan 7,1 persen. Diaspora berperan besar di balik capaian ini, terutama dalam memperkenalkan produk seperti mi instan hingga menjangkau India dan Nigeria,” jelas Mendag.
Menurutnya, keberhasilan diaspora yang memperkenalkan produk Indonesia secara organik harus menjadi model strategi penetrasi pasar global. Untuk itu, Kemendag membuka ruang kolaborasi lebih luas dengan menyediakan platform Export Center dan jaringan perwakilan perdagangan di 33 negara.
“Jika ada komitmen menjadi buyer atau mencarikan buyer, kami siap menjembatani suplai dari UMKM dalam negeri,” tegasnya.
Hingga Juli 2025, program unggulan UMKM BISA Ekspor telah memfasilitasi hampir 800 UMKM melalui business matching, menghasilkan potensi transaksi ekspor senilai USD 90,04 juta (sekitar Rp1,4 triliun). Seluruh transaksi dilakukan daring dengan dukungan perwakilan perdagangan luar negeri.
Presiden IDN Global Sulistyawan Wibisono menyambut baik langkah ini. Menurutnya, dialog antara diaspora dan pemerintah sangat strategis untuk menjawab tantangan sekaligus membuka peluang baru.
“Diaspora memahami selera pasar dan kultur setempat. Ini modal besar yang bisa dioptimalkan untuk penetrasi produk Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, pelaku UMKM lokal seperti Didi Hamid, pemilik Deli Koffie Indonesia, mengapresiasi kehadiran Export Center Balikpapan. “Kini kami bisa langsung konsultasi dan mempermudah proses ekspor. Ini angin segar bagi pelaku UMKM daerah,” kata Didi.
Dengan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan diaspora, Indonesia membangun jembatan yang lebih kokoh untuk membawa UMKM naik kelas—menembus pasar dunia tanpa kehilangan jati diri lokal.
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage