Lonjakan PAD Kalbar Sangat Bisa Ditempuh Lewat Hilirisasi Sawit
KLIK WARTAKU – Kalimantan Barat (Kalbar) dinilai berpeluang mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) hingga Rp1–1,5 triliun per tahun melalui industrialisasi hilir. Potensi itu mencakup peningkatan nilai tambah dari RBD palm oil, biodiesel, hingga pemanfaatan limbah sawit.
“Kalbar harus berani keluar dari pola lama yang hanya mengekspor CPO mentah. Hilirisasi adalah kunci untuk menaikkan PAD dan menekan pengangguran,” kata Thamrin Usman, Guru Besar Kimia Agroindustri Universitas Tanjungpura, kepada media ini.
Strategi Nilai Tambah
Thamrin menekankan empat langkah prioritas:
-
RBD Palm Oil/Olein: Investasi Rp1,2–1,5 triliun untuk kapasitas 500.000 ton/tahun, BEP 3–5 tahun, margin 15–20% lebih tinggi dibanding CPO mentah.
-
Ekstraksi Beta-Karoten: Pasar farmasi dan pangan dengan nilai Rp10–15 juta/kg, BEP 2–3 tahun, ROI 30–35%.
-
Pabrik Biodiesel: Kapasitas 100.000 KL/tahun dengan dukungan subsidi BPDPKS Rp6.000/kiloliter, BEP 4–6 tahun.
-
Pengolahan Limbah: Tankos jadi kertas, POME jadi LNG dengan potensi carbon credit USD20/ton CO₂.
Dampak Ekonomi Signifikan
Menurut kajian, sektor oleokimia dapat menyumbang Rp500–700 miliar PAD per tahun, biodiesel Rp300–400 miliar, beta-karoten Rp200–300 miliar, dan pengolahan limbah Rp50–100 miliar.
Total Rp1,05–1,5 triliun per tahun, dengan proyeksi penyerapan 2.800–3.900 lapangan kerja yang bisa memangkas angka pengangguran terbuka Kalbar (5,2% pada 2023) hingga 1,5–2%.
Kebijakan & Infrastruktur
Thamrin menilai keberhasilan strategi ini mensyaratkan integrasi kebun–pabrik–ekspor, peremajaan sawit rakyat, serta insentif fiskal yang jelas.
“Pelabuhan Kijing harus menjadi simpul logistik ekspor produk hilir. Pemerintah daerah perlu mempermudah perizinan dan mendorong investasi melalui KUR berbunga rendah,” ujarnya.
Selain itu, sertifikasi ISPO dan kerja sama riset teknologi dengan perguruan tinggi menjadi langkah penting untuk menembus pasar ekspor yang kian ketat.
“Kalbar memiliki semua modal: lahan, bahan baku, dan pelabuhan. Tinggal kemauan politik dan keberanian investor,” pungkas Thamrin. **
Kunjungi Medsos Klikwartaku.com
Klik di sini