klikwartaku.com
Beranda Ekonomi Likuiditas Pasar Keuangan Indonesia Mulai Longgar

Likuiditas Pasar Keuangan Indonesia Mulai Longgar

Ilustrasi keuangan

KLIK WARTAKU – Bank Indonesia (BI) memperkuat bauran kebijakan moneter dengan strategi operasi yang lebih pro-pasar demi memastikan transmisi penurunan suku bunga acuan berjalan efektif di pasar uang dan perbankan.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan bahwa penyesuaian suku bunga sejak Mei 2025 mulai tercermin di pasar uang. Suku bunga INDONIA tercatat turun dari 5,77% menjadi 5,14% per 15 Juli 2025. Penurunan juga terjadi pada suku bunga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) untuk tenor 6, 9, dan 12 bulan yang masing-masing turun ke level 5,85%; 5,86%; dan 5,87% pada 11 Juli 2025.

“Transmisi penurunan BI-Rate terus kami optimalkan agar lebih efektif mendukung pertumbuhan dan stabilitas,” ujar Perry dalam keterangan resminya, Kamis (18/7).

Likuiditas Menguat, Imbal Hasil SBN Menurun

Instrumen SBN mencatat penurunan imbal hasil, khususnya untuk tenor 2 tahun dari 6,13% menjadi 5,86%, dan tenor 10 tahun dari 6,71% menjadi 6,56%. Tren ini mencerminkan sentimen positif terhadap kebijakan ekspansi likuiditas BI dan persepsi risiko yang lebih rendah.

Namun demikian, suku bunga deposito 1 bulan justru meningkat tipis ke 4,85% pada Juni 2025 dari 4,81% bulan sebelumnya, mencerminkan ketatnya persaingan bank dalam mencari pendanaan. Sementara itu, suku bunga kredit perbankan masih relatif tinggi di level 9,16%, hanya turun tipis dari 9,18% pada Mei.

“Ke depan, suku bunga kredit perlu terus menurun agar penyaluran pembiayaan ke sektor riil bisa lebih optimal,” tegas Perry.

Operasi Pro-Pasar dan Sinergi Fiskal

Bank Indonesia juga menurunkan total posisi SRBI menjadi Rp782,62 triliun per 14 Juli 2025, dari posisi Rp923,53 triliun pada awal tahun. Penurunan ini menjadi bagian dari strategi pelonggaran likuiditas moneter. Selain itu, posisi SVBI dan SUVBI masing-masing tercatat sebesar USD 3,53 miliar dan USD 491 juta.

Implementasi skema primary dealer yang dimulai sejak Mei 2024 memperkuat perdagangan sekunder SRBI dan memperdalam pasar repo antarpelaku. Di sisi fiskal, BI juga aktif membeli SBN untuk memperkuat sinergi moneter-fiskal.

Sepanjang tahun 2025 hingga 15 Juli, Bank Indonesia telah membeli SBN sebesar Rp144,90 triliun, terdiri dari Rp102,58 triliun di pasar sekunder dan Rp42,32 triliun melalui penerbitan primer, termasuk surat berharga syariah.

“Sinergi moneter dan fiskal terus kami perkuat untuk menjaga stabilitas makro dan mendukung pemulihan ekonomi nasional secara berkelanjutan,” tutup Perry.

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan