klikwartaku.com
Beranda Internasional Ledakan Maut Guncang Pabrik Baja Terbesar di AS, Dua Pekerja Tewas dan Sepuluh Terluka

Ledakan Maut Guncang Pabrik Baja Terbesar di AS, Dua Pekerja Tewas dan Sepuluh Terluka

Ledakan hebat di pabrik baja US Steel Clairton, Pennsylvania, menewaskan dua pekerja dan melukai 10 lainnya. Foto: Tangkapan layer YouTube WTHR

KLIKWARTAKU — Dua orang tewas dan 10 lainnya terluka dalam ledakan besar yang menghancurkan sebagian pabrik baja US Steel Clairton di Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Senin 11 Agustus 2025 waktu setempat.

Korban kedua ditemukan setelah operasi pencarian hingga malam hari di lokasi pabrik yang terletak sekitar 24 km di selatan Pittsburgh. Sebelumnya, pihak berwenang telah mengonfirmasi satu korban meninggal dan 10 orang cedera.

Lima dari korban luka berada dalam kondisi kritis namun stabil, sementara lainnya telah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Tidak ada laporan pekerja lain yang masih hilang.

Ledakan memicu kebakaran besar dan kekhawatiran polusi udara, sehingga pihak berwenang sempat menginstruksikan warga dalam radius 1,6 km untuk menutup jendela dan pintu. Perintah tersebut dicabut pada Senin malam.

Salah satu korban tewas diidentifikasi sebagai Timothy Quinn (39), ayah tiga anak asal Fitz Henry, Westmoreland County. Korban kedua belum diumumkan identitasnya.

Gubernur Pennsylvania Josh Shapiro dan Senator AS John Fetterman langsung turun ke lokasi, sementara pihak US Steel menyatakan tengah bekerja sama dengan otoritas terkait untuk menyelidiki penyebab insiden.

Pabrik US Steel Clairton merupakan fasilitas produksi kokas terbesar di Amerika Utara dengan sekitar 1.300 karyawan. Kokas adalah bahan bakar berbasis batu bara yang digunakan dalam pembuatan baja.

Wali Kota Clairton, Richard Lattanzi, menyebut insiden ini sebagai “hari yang menyedihkan bagi Clairton”.

Pabrik ini memiliki sejarah panjang terkait masalah polusi. Dalam beberapa tahun terakhir, US Steel telah membayar jutaan dolar denda atas pelanggaran standar emisi dan peralatan pengendali polusi, termasuk denda sebesar USD 2,2 juta pada 2023 karena melebihi batas emisi hidrogen sulfida.

Hingga kini, penyebab pasti ledakan belum diketahui dan investigasi masih berlangsung.***

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan