klikwartaku.com
Beranda Lifestyle Lagi Tren di China, Sewa Kantor Palsu demi Tampil Sibuk Meski Nganggur

Lagi Tren di China, Sewa Kantor Palsu demi Tampil Sibuk Meski Nganggur

Foto Ilustrasi seorang pria sewa kantor palsu

KLIKWARTAKU – Demi menjaga citra sosial dan menghindari pertanyaan keluarga yang menohok soal pekerjaan, sejumlah warga di China kini memilih menyewa kantor palsu. Fenomena yang tengah ramai di media sosial ini memperlihatkan sisi lain dari tekanan psikologis yang dialami generasi muda akibat meningkatnya angka pengangguran.

Layanan sewa kantor palsu ini menyediakan fasilitas lengkap seperti ruangan kerja, akses dari pukul 10 pagi hingga 5 sore, hingga makan siang, hanya dengan tarif mulai 30 yuan atau sekitar Rp68 ribuan per hari.

Tak sedikit yang bahkan rela membayar lebih mahal, hingga 50 yuan, demi bisa berpose sebagai “bos” di ruangan kantor mewah lengkap dengan kursi kulit dan interior elegan semuanya demi konten dan menjaga kesan bahwa mereka masih “aktif bekerja”.

Fenomena unik ini ramai diperbincangkan setelah sebuah video yang memperlihatkan suasana kantor sewaan viral di media sosial China. Dalam video tersebut, terlihat sejumlah orang sibuk di balik meja kerja palsu, seolah-olah sedang produktif menyelesaikan tugas harian. Tujuan utama: menyembunyikan status menganggur dari keluarga dan lingkungan sosial.

Menurut laporan Business Standard, tren ini mulai muncul di wilayah Provinsi Hebei, China utara. Pemilik layanan tersebut mengaku ide ini lahir dari meningkatnya kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) di perusahaan-perusahaan besar belakangan ini. Meski sempat viral dan ditonton lebih dari 100 juta kali, sejauh ini belum ada pelanggan yang benar-benar datang, menurut keterangan pemilik.

Di media sosial, warganet terbelah pendapat soal tren ini. Sebagian menyebutnya sebagai bentuk coping mechanism yang sah, membantu individu tetap merasa “normal” di tengah situasi sulit. “Kadang yang dibutuhkan cuma ruang dan waktu untuk menyembuhkan diri,” tulis seorang pengguna Weibo.

Namun tak sedikit yang mengkritik, menyebut cara ini justru memperpanjang masa menganggur karena pelaku dianggap menunda untuk menghadapi kenyataan. “Kalau terus pura-pura, kapan mulai cari kerja sungguhan?” tulis komentar lainnya.

Tren ini mencuat di tengah realitas suram: tingkat pengangguran di kalangan anak muda China kian mengkhawatirkan. Pada Juni 2023, angka pengangguran untuk kelompok usia 16–24 tahun menyentuh rekor 21,3%. Pemerintah bahkan sempat menghentikan publikasi data tersebut dan mengubah metode perhitungannya dengan mengecualikan mahasiswa, sehingga angka turun ke 16,1% pada November 2023.

Fenomena ini tidak eksklusif milik China. Di banyak negara, tekanan karena kehilangan pekerjaan atau tak kunjung mendapat pekerjaan baru menjadi sumber stres yang serius. Rasa malu, ketidakpercayaan diri, hingga depresi ringan kerap dialami oleh pencari kerja, apalagi di tengah ekspektasi sosial yang tinggi.

Kondisi inilah yang membuat layanan “kantor pura-pura” terasa masuk akal bagi sebagian orang semacam tempat berlindung sejenak dari realita. Tapi sejumlah psikolog menyarankan agar ruang seperti ini justru digunakan secara produktif, misalnya untuk fokus mencari kerja secara online, membangun jaringan, atau bahkan belajar keterampilan baru.

Tak sedikit pula yang menyarankan pendekatan yang lebih sehat, yakni dengan mengikuti sesi konseling atau support group. Pasalnya, menyembunyikan kenyataan terus-menerus justru bisa memperburuk kondisi mental dalam jangka panjang.

Fenomena kantor palsu ini menjadi potret menarik dari tekanan hidup di era pascapandemi, di mana pekerjaan bukan hanya sumber penghasilan, tetapi juga identitas sosial. Di tengah stigma “nganggur, gagal”, tidak sedikit orang yang akhirnya memilih untuk pura-pura produktif, demi menjaga martabat dan ketenangan mental.

Namun pada akhirnya, tantangan ini membuka ruang diskusi yang lebih besar: soal pentingnya empati sosial, reformasi sistem ketenagakerjaan, hingga peran negara dalam menciptakan ruang aman bagi anak muda untuk bangkit kembali tanpa harus merasa malu karena belum memiliki pekerjaan.

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan