Laba BBRI Merosot, Target Konsensus Terancam

 

KLIK WARTAKU – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk ($BBRI) melaporkan laba bersih bank only sebesar Rp3,6 triliun per Mei 2025, turun 11% secara tahunan (YoY) dan 7% dari bulan sebelumnya.

Akumulasi laba bersih selama lima bulan pertama 2025 mencapai Rp18,6 triliun, terkontraksi 15% YoY. Angka ini jauh di bawah ekspektasi pasar.

Analis Stockbid, Edi Chandre. menilai BBRI membutuhkan pemulihan kinerja signifikan di paruh kedua 2025 untuk mengejar target laba konsolidasi tahunan.

“Namun, risiko pemangkasan proyeksi laba FY25F dari konsensus kian terbuka,” ujar ya.

Valuasi Menarik, Tapi Risiko Meningkat

Menurut Edi, saham BBRI kini diperdagangkan di 1,94x price-to-book value (TTM), mendekati -2 standar deviasi dari rata-rata historis 5 tahun. Meski demikian, potensi dividend yield di atas 7,5% masih jadi daya tarik investor jangka panjang.

NII Stabil, Tapi PPOP dan Non-II Tertekan

Pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) turun tipis 1% YoY hingga Mei, membaik dari posisi -5% YoY per Maret.

Kinerja ini ditopang kenaikan pertumbuhan kredit menjadi 5% YoY, naik dari 4% pada Maret, meski masih di bawah target manajemen 7–9% untuk tahun penuh.

“Namun, tekanan muncul di pendapatan non-bunga (Non-II) dan PPOP. PPOP anjlok 9% YoY, lebih buruk dari -6% YoY di triwulan pertama,” kata Edi.

Non-II menurun akibat merosotnya pendapatan trading dan lainnya pada April–Mei.

Beban provisi naik menjadi Rp3,4 triliun pada Mei, dengan Cost of Credit (CoC) mencapai 3,24%.

Secara kumulatif, provisi selama 5M25 mencapai Rp17,7 triliun (-1% YoY), dengan CoC 3,46%—lebih tinggi dari target manajemen 3–3,2%.

NIM Masih Lemah

Net Interest Margin (NIM) per Mei tercatat 6,17%, membawa rerata NIM selama 5M25 ke level 6,38%.

Angka ini lebih rendah dibandingkan 6,48% pada periode sama tahun lalu. Meski turun, angka ini masih sejalan dengan target tahunan perusahaan.