Kunjungan Turis Asing Melonjak 14%, Bali Tetap Primadona
KLIK WARTAKU – Sektor pariwisata Indonesia menunjukkan pemulihan dari sisi kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Mei 2025, meski wisatawan nusantara (wisnus) justru mengalami penurunan tajam secara bulanan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisman mencapai 1,31 juta atau naik 12,15% secara bulanan (month to month/mtm) dan 14,01% secara tahunan (year on year/yoy). Angka ini terdiri dari 1.160.217 kunjungan melalui pintu masuk utama dan 145.783 dari perbatasan.
“Sepanjang Januari hingga Mei 2025, total kunjungan wisman mencapai 5,63 juta, tumbuh 7,44% dibandingkan tahun lalu,” kata Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, Selasa (1/7).
Malaysia menjadi penyumbang terbanyak wisman dengan pangsa 18,26%, diikuti Australia (11,31%) dan Singapura (9,68%). Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali tercatat sebagai pintu masuk utama, dengan dominasi wisatawan asal Australia.
Namun, kontras dengan kinerja wisman, jumlah perjalanan wisnus turun 24,04% secara bulanan menjadi 97,67 juta perjalanan. Meski begitu, secara tahunan terjadi kenaikan 17,81%. Dalam lima bulan pertama 2025, total perjalanan wisnus mencapai 508,67 juta, naik 16,31% secara yoy.
Perjalanan dalam provinsi (intra) masih mendominasi sebesar 70,63 juta perjalanan, sementara perjalanan antarprovinsi (inter) sebesar 27,47 juta. Tiga provinsi—DKI Jakarta, DIY, dan Banten—menjadi pengecualian karena volume perjalanan inter lebih tinggi dari intra.
Di sisi lain, perjalanan ke luar negeri oleh warga Indonesia (wisnus outbound) pada Mei 2025 tercatat 585.800, turun tajam 36,78% mtm dan 6,52% yoy. Namun secara kumulatif, perjalanan outbound mencapai 3,84 juta, naik 7,63% dibanding tahun lalu.
Dari sisi akomodasi, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel bintang pada Mei 2025 mencapai 48,28%, naik 1,30 poin secara bulanan namun turun 5,75 poin dibandingkan Mei 2024. Provinsi Bali tetap menjadi primadona dengan TPK tertinggi sebesar 58,10% berkat event seni dan olahraga.
Menariknya, lonjakan tertinggi secara bulanan terjadi di Papua Tengah dengan TPK hotel bintang melonjak 14,04 poin ke level 46,9%, menunjukkan potensi pariwisata yang mulai merata ke luar wilayah utama.
Tren ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata Indonesia masih dalam proses penyesuaian pascapandemi, dengan ketimpangan pemulihan antara turis asing dan lokal yang perlu diantisipasi oleh pelaku industri dan pembuat kebijakan.
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage