klikwartaku.com
Beranda Ekonomi KSSK Proyeksikan Ekonomi 2025 Tumbuh Sekitar 5%

KSSK Proyeksikan Ekonomi 2025 Tumbuh Sekitar 5%

Oplus_16908288

 

KLIK WARTAKU — Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menegaskan bahwa stabilitas sistem keuangan Indonesia tetap terjaga pada triwulan II 2025, meski ketidakpastian global masih tinggi akibat dampak kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) dan eskalasi ketegangan geopolitik.

KSSK, yang beranggotakan Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menggelar rapat berkala KSSK III pada Jumat, 25 Juli 2025.

Forum tersebut sepakat untuk memperkuat sinergi kebijakan lintas lembaga dan koordinasi dengan kementerian terkait demi menjaga Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) serta menopang pertumbuhan ekonomi nasional.

Ketidakpastian global pada kuartal kedua 2025 dipicu pengumuman tarif resiprokal AS dan aksi balasan Tiongkok pada April, serta ketegangan di Timur Tengah pada Juni yang menekan pertumbuhan ekonomi global.

World Bank memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia 2025 menjadi 2,9% dari 3,2%, sedangkan OECD merevisi ke bawah proyeksinya dari 3,1% menjadi 2,9%.

Dari sisi regional, ekonomi Tiongkok tumbuh 5,2% year-on-year, turun dari 5,4% pada kuartal sebelumnya karena penurunan ekspor ke AS, sementara India masih mencatat pertumbuhan solid berkat kuatnya investasi.

Pergeseran arus modal ke aset aman di Eropa, Jepang, dan emas, diikuti arus modal masuk ke emerging markets, menekan dolar AS dan menguatkan mata uang negara-negara lain.

Meski demikian, KSSK optimistis ekonomi Indonesia akan tumbuh sekitar 5,0% pada 2025.

Optimisme ini didukung konsumsi rumah tangga yang tetap solid, daya beli yang terjaga, dan aktivitas usaha yang resilien.

Peran APBN juga krusial dalam menjalankan fungsi alokasi, distribusi, dan stabilisasi melalui stimulus ekonomi, dukungan bagi sektor prioritas, serta bantalan bagi sektor yang rentan.

Ekspor Indonesia tetap mencatat kinerja positif dengan surplus neraca perdagangan US$15,38 miliar year-to-date per Mei 2025 (naik dari US$13,06 miliar pada Mei 2024). Dari sisi moneter, BI menurunkan suku bunga, melonggarkan likuiditas, dan meningkatkan insentif makroprudensial untuk mendorong kredit ke sektor prioritas.

Keberhasilan negosiasi tarif resiprokal AS yang menurunkan tarif produk Indonesia menjadi 19% diperkirakan mendongkrak sektor padat karya seperti tekstil, alas kaki, dan furnitur.

Sebaliknya, penerapan tarif impor 0% untuk produk asal AS diharapkan menekan harga migas dan pangan di dalam negeri.

KSSK tetap mencermati risiko rambatan, termasuk kontraksi sektor manufaktur yang terlihat dari PMI Manufaktur Juni 2025 di level 46,9.

Pemerintah juga menegaskan komitmen memperkuat peran swasta sebagai motor pertumbuhan melalui percepatan deregulasi dan memastikan peran Danantara berjalan optimal.

Dengan koordinasi kebijakan fiskal, moneter, dan sektor keuangan yang semakin erat, KSSK menilai perekonomian Indonesia tahun ini berada di jalur yang sehat untuk mencapai pertumbuhan sekitar 5% sambil menjaga stabilitas keuangan di tengah tantangan global.

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan