klikwartaku.com
Beranda Lifestyle Konsumen Xiaomi di China Protes: Diminta Lunasi Mobil Listrik Sebelum Pengiriman, Netizen Heran

Konsumen Xiaomi di China Protes: Diminta Lunasi Mobil Listrik Sebelum Pengiriman, Netizen Heran

Gambar Mobil listrik Xiaomi

KLIKWARTAKU – Pasar kendaraan listrik di China tengah diwarnai perbincangan hangat setelah kebijakan terbaru Xiaomi memicu tanda tanya besar di kalangan konsumennya. Perusahaan teknologi raksasa asal Negeri Tirai Bambu itu dikabarkan mewajibkan pembeli mobil listrik mereka untuk melunasi pembayaran jauh sebelum jadwal pengiriman unit sebuah aturan yang jarang ditemui di industri otomotif.

Dilansir CarNewsChina, Kamis, 14 Agustus 2025 sejumlah konsumen mengaku heran sekaligus kecewa setelah menerima pemberitahuan resmi dari Xiaomi. Dalam pesan tersebut, perusahaan menyatakan bahwa model yang telah mereka pesan tidak akan diproduksi jika sisa pembayaran tidak diselesaikan dalam waktu 30 hari.

Bahkan, jika pembayaran tidak dilakukan dalam tujuh hari setelah peringatan, pesanan dianggap batal dan deposit sebesar 5.000 yuan setara dengan sekitar Rp 11,2 juta akan hangus.

Klausul ini rupanya tercantum dalam kontrak pembelian, memberikan Xiaomi hak untuk meminta pelunasan kapan saja, tergantung situasi penjualan. Namun, kebijakan ini dianggap bertentangan dengan pernyataan resmi Xiaomi sebelumnya di akun WeChat, yang menyebutkan bahwa konsumen dapat melunasi pembayaran setelah melakukan inspeksi kendaraan.

Perbandingan dengan produsen lain pun tidak terelakkan. Tesla dan Nio, misalnya, biasanya memberi kelonggaran kepada konsumen untuk memeriksa kendaraan terlebih dahulu sebelum membayar penuh. Sementara produsen otomotif konvensional seperti BYD dan Geely umumnya menggunakan sistem down payment di awal, kemudian pelunasan dilakukan saat unit siap dikirim.

Langkah Xiaomi ini memicu kritik keras, terutama karena dianggap membebani konsumen dan keluar dari praktik umum industri. Banyak yang menilai kebijakan ini justru berisiko merusak reputasi Xiaomi yang tengah membangun pijakan di pasar kendaraan listrik sebuah segmen yang kini semakin padat kompetisi.

Menariknya, hingga berita ini diturunkan, Xiaomi belum memberikan tanggapan resmi. Para pengamat menduga, strategi ini bisa jadi merupakan langkah penyaringan untuk menghindari spekulan atau pembeli yang tidak serius. Dengan begitu, Xiaomi dapat fokus mengirimkan unit kepada pelanggan yang benar-benar berkomitmen.

Namun, di sisi lain, strategi tersebut juga membawa risiko kehilangan kepercayaan publik. Dalam pasar yang sangat kompetitif, reputasi dan kenyamanan konsumen sering kali menjadi kunci keberhasilan. Jika Xiaomi gagal mengelola persepsi publik terkait kebijakan ini, bukan tidak mungkin langkah ambisiusnya di dunia otomotif akan terganjal.

Bagi para pencinta teknologi dan otomotif, kebijakan ini menjadi contoh nyata bagaimana strategi bisnis yang tidak sejalan dengan ekspektasi konsumen dapat menimbulkan kontroversi besar bahkan bagi merek sebesar Xiaomi. Kini, publik menunggu, apakah Xiaomi akan tetap bertahan dengan kebijakan ini atau mengambil langkah mundur demi menjaga citra dan loyalitas pelanggan.

 

Kunjungi Medsos Klikwartaku.com

Klik di sini
Bagikan:

Iklan