Kerusuhan di LA Dipicu Isu Keliru Penggerebekan Imigrasi di Toko Bangunan
KLIKWARTAKU – Juan dan beberapa temannya berkumpul di area parkir sebuah toko bangunan di dekat Los Angeles, tempat yang menjadi pusat aksi protes terhadap pengetatan kebijakan imigrasi oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Biasanya, area ini dipenuhi puluhan pekerja harian (banyak di antaranya adalah imigran tanpa dokumen resmi) yang mencari pekerjaan dari pembeli atau kontraktor yang datang. Namun pada Minggu itu, hanya terlihat dua mobil pickup kecil dengan tulisan menawarkan jasa atap, perbaikan, dan pengecatan di depan cabang Home Depot di Paramount, wilayah pinggiran Los Angeles yang 82 persen penduduknya berasal dari komunitas Hispanik.
Sehari sebelumnya, toko ini menjadi pusat protes setelah beredar rumor bahwa sejumlah pekerja harian ditangkap oleh petugas imigrasi. Warga sekitar mengatakan bahwa mereka melihat kendaraan penegak hukum imigrasi di wilayah tersebut, yang langsung menimbulkan kepanikan.
Laporan-laporan tentang penggerebekan dan penangkapan pekerja harian di Home Depot pun bermunculan. Padahal, toko-toko seperti ini adalah tempat umum bagi para imigran tak berdokumen untuk mencari nafkah. Protes pun pecah di kota yang mayoritas penduduknya adalah Hispanik. Aksi berubah menjadi kekerasan, dengan lemparan batu dan bom molotov. Polisi membalas dengan semprotan merica, peluru karet, dan granat asap untuk membubarkan massa.
Namun, menurut Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (DHS), kerusuhan yang terjadi di Paramount dipicu oleh informasi yang salah atau keliru. DHS menyatakan tidak ada penggerebekan oleh ICE (Imigrasi dan Bea Cukai AS) di toko Home Depot di Los Angeles. “Terlepas dari laporan yang salah, tidak ada penggerebekan ICE di Home Depot,” kata juru bicara DHS tersebut.
Juan, yang bersandar di bak mobil pickup Toyota bersama dua temannya, berkata, tidak ada yang tahu pasti apa yang terjadi. Semua orang ketakutan. Kerusuhan di Paramount, yang juga menyebabkan mobil dibakar dan toko-toko dijarah, menjadi pemicu kerusuhan lebih luas di wilayah Los Angeles, menurut pihak berwenang federal.
Pada Sabtu, Presiden Trump menggunakan wewenangnya untuk mengerahkan Garda Nasional California (langkah yang biasanya diputuskan oleh gubernur negara bagian) karena protes memasuki hari kedua.
Saat protes memasuki hari ketiga pada Minggu 8 Juni 2025, pasukan Garda Nasional yang bersenjata menjaga sebuah kompleks bisnis tertutup di seberang jalan dari toko bangunan tersebut. Mereka memarkir Humvee untuk menutup akses dan berhadapan langsung dengan para demonstran yang meneriakkan slogan dan mengibarkan bendera Meksiko.
“Kalian tidak diterima di sini!” teriak seorang pria sambil mengenakan topi tim baseball Los Angeles Angels kepada para tentara. Seorang demonstran lainnya menyemprotkan cat semprot dengan kata-kata kasar yang ditujukan kepada ICE.
Menurut DHS, kompleks bisnis tersebut adalah lokasi salah satu kantor mereka, dan digunakan sebagai titik operasi. Namun kemudian diketahui oleh para perusuh.
DHS menyatakan telah menangkap 118 imigran ilegal di wilayah Los Angeles dalam sepekan terakhir, termasuk lima orang yang disebut sebagai anggota geng. Beberapa dari mereka memiliki catatan kriminal seperti penyelundupan narkoba, penyerangan, dan perampokan.
Sementara itu, saat bersiap menaiki pesawat kepresidenan Air Force One dari Morristown, New Jersey, pada Minggu, Presiden Trump mengatakan kepada wartawan bahwa ada “orang-orang berbahaya” di Los Angeles dan mereka “tidak akan dibiarkan begitu saja”.
Dora Sanchez, seorang warga Paramount, masih belum percaya dengan apa yang dilihatnya malam sebelumnya. Ia berkumpul bersama warga lainnya di gereja Chapel of Change, hanya satu blok dari pusat protes. Ia mengatakan bahwa komunitas Hispanik di wilayah ini telah berkembang menjadi masyarakat yang erat dan saling menjaga. Namun, protes kali ini dirasakan sebagai “titik ledak” bagi komunitas imigran.
Los Angeles adalah salah satu kota dengan mayoritas minoritas terbesar di AS. Komunitas Hispanik tidak hanya merupakan kelompok etnis terbesar, tapi juga imigran, khususnya dari Meksiko, menjadi bagian penting dalam sejarah dan budaya kota ini.
Sebagai kota suaka, Los Angeles memiliki kebijakan untuk tidak bekerja sama dengan aparat federal dalam penegakan hukum imigrasi. Namun banyak warga merasa tekanan semakin meningkat di bawah pemerintahan Presiden dari Partai Republik ini.
“Saatnya kami berdiri,” kata Maria Gutierrez, salah satu peserta aksi di Paramount. Ia lahir di Meksiko, namun telah tinggal di AS sejak kecil. Seperti banyak warga lainnya, ia memiliki anggota keluarga yang berada di AS tanpa dokumen. “Ini LA,” katanya. “Semua orang pasti punya keluarga atau kenal seseorang yang tidak punya dokumen,” ungkapnya kesal.***
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage