Kemensos Dorong Kemandirian Ekonomi KPM melalui Pelatihan Berbasis Potensi Lokal di Kulonprogo
KLIKWARTAKU – Kementerian Sosial terus mendorong transformasi dari pemberian bantuan sosial menjadi pemberdayaan masyarakat, guna mewujudkan kemandirian ekonomi Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Sebanyak 100 KPM di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengikuti pelatihan keterampilan yang memanfaatkan potensi lokal, seperti pelepah pisang dan daun pandan, untuk dijadikan produk bernilai ekonomi.
Pelatihan berlangsung selama empat hari, mulai 17 Juli 2025, di Kantor Kelurahan Kembang, Kecamatan Nanggulan. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Kolaborasi Pemberdayaan bagi Kelompok Rentan, bekerja sama dengan dua mitra lokal: Yayasan Kumala dan Murakabi Craft.
Dalam kunjungan ke lokasi pelatihan, Penasihat I Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemensos, Fatma Saifullah Yusuf, menyampaikan apresiasi atas semangat para peserta. Ia hadir bersama Penasihat II DWP Kemensos Intan Agus Jabo dan Ketua DWP Kemensos Veronika Robben Rico.
“Saya melihat langsung semangat ibu-ibu dan bapak-bapak yang dilatih membuat berbagai kerajinan dari pelepah pisang dan kertas daur ulang. Semoga tidak ada kesulitan dan mereka terus semangat,” ujar Fatma.
Fatma menjelaskan bahwa program ini bertujuan menggali dan mengembangkan potensi lokal agar masyarakat lebih berdaya. Ia juga mengapresiasi peran mitra pelatihan.
“Saya berterima kasih kepada Yayasan Kumala dan Murakabi Craft yang telah melatih, menyediakan bahan, hingga memasarkan hasil karya peserta. Dengan begitu, peserta tidak perlu memikirkan cara menjual produk. Ini membantu meningkatkan ekonomi masyarakat dan diharapkan mereka bisa mandiri, lepas dari bansos,” jelasnya.
Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial, Mira Riyati Kurniasih, menuturkan bahwa pelatihan ini menyasar KPM Program Keluarga Harapan (PKH) dan KPM Sembako dari 12 dusun.
Dari peserta yang dilatih Murakabi Craft, sebanyak 10 orang telah menunjukkan kemampuan membuat produk sesuai standar ekspor.
“Produk mereka sudah lolos quality control dan bisa ditampung oleh Murakabi Craft. Harapannya, mereka dapat menularkan ilmunya ke peserta lain,” ujar Mira.
Salah satu kisah inspiratif datang dari Alif (40), pelatih di Yayasan Kumala. Mantan anak jalanan yang pernah menjadi pengamen dan penjual koran ini kini telah melatih masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.
“Saya dulu anak jalanan, sekarang bisa jadi trainer dan terbang ke mana saja. Itu pengalaman yang luar biasa,” kata Alif.
Melalui pendekatan berbasis potensi lokal, Kemensos berharap semakin banyak KPM yang bisa naik kelas dari penerima bantuan menjadi pelaku usaha mandiri.***
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage