Kemenperin Percepat Dekarbonisasi 9 Sektor Industri, Targetkan Net Zero Emission 2050
KLIK WARTAKU – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memperkuat komitmen dekarbonisasi nasional dengan menetapkan sembilan sektor industri prioritas sebagai tulang punggung transformasi menuju net zero emission.
Targetnya nol emisi karbon dari sektor industri pada 2050, atau satu dekade lebih cepat dari target nasional.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi, mengungkapkan bahwa peta jalan dekarbonisasi tengah disusun untuk mendorong perubahan struktural di sektor-sektor dengan emisi gas rumah kaca (GRK) tinggi.
“Ini bukan wacana. Kami telah memetakan sektor-sektor besar — mulai dari semen, logam, hingga tekstil — sebagai prioritas strategis menuju industri hijau,” ujar Andi saat membuka AIGIS Goes to Campus di Universitas Bina Nusantara (Binus), Jakarta, Selasa (22/7).
9 Sektor Prioritas Industri Hijau
Kesembilan sektor yang dimaksud adalah:
-
Industri semen
-
Industri pupuk
-
Industri logam
-
Industri pulp dan kertas
-
Industri tekstil
-
Industri kimia
-
Industri otomotif
-
Industri makanan dan minuman
-
Industri kaca dan keramik
“Peta jalan yang kami susun mencakup panduan teknis, kebutuhan pendanaan, serta kolaborasi lintas sektor. Kami ingin pendekatan ini praktis, terukur, dan berdampak nyata,” kata Andi.
Target dekarbonisasi industri pada 2050 akan disertai reformasi teknologi produksi, insentif fiskal, dan penyediaan akses terhadap pembiayaan hijau.
GISCO: Solusi untuk Teknologi Hijau dan Pendanaan
Sebagai bagian dari peta jalan tersebut, Kemenperin akan meluncurkan Green Industry Service Company (GISCO) pada The 2nd AIGIS 2025 yang digelar 20–22 Agustus mendatang di JICC, Jakarta. GISCO akan berfungsi sebagai agregator solusi dekarbonisasi bagi industri, khususnya manufaktur.
“Banyak pelaku industri, terutama skala menengah, menghadapi tantangan besar dalam akses teknologi dan pendanaan hijau. GISCO akan menjadi katalis agar transformasi ini tidak berhenti di level wacana,” ujar Andi.
GISCO dirancang sebagai entitas layanan industri hijau yang menjembatani kebutuhan teknologi rendah karbon dengan solusi pembiayaan dari sektor publik maupun swasta.
Kampus Jadi Inkubator Industri Hijau
Kemenperin juga menempatkan kampus sebagai mitra strategis. AIGIS Goes to Campus yang kali ini digelar di Binus, setelah sebelumnya di Universitas Indonesia, Padjadjaran, dan Trisakti, diharapkan bisa menumbuhkan generasi inovator hijau.
“Kampus adalah inkubator ide masa depan. Kita percaya bahwa transformasi industri hijau bisa dimulai dari riset, teknologi, hingga gerakan sosial di lingkungan kampus,” ujar Andi.
Dengan tema Technology and Creative Solution for Greener Future, kegiatan ini menjadi bagian dari upaya Kemenperin mengintegrasikan pendekatan kebijakan, teknologi, dan partisipasi publik dalam mempercepat transisi industri hijau nasional.
“AIGIS adalah gerakan bersama. Di tangan generasi muda, terletak harapan atas transformasi industri yang adil, tangguh, dan berkelanjutan,” pungkasnya.
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage