Kemenkes Pastikan Stok Obat Kusta di Papua Barat Aman, Manokwari Catat Kasus Terbanyak
KLIKWARTAKU – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan ketersediaan obat kusta di Papua Barat dalam kondisi aman. Tidak ditemukan kekosongan obat dalam satu tahun terakhir, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
“Stok obat kusta di Papua Barat masih mencukupi. Tidak ada laporan kekosongan sepanjang setahun terakhir,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, dalam keterangan tertulisnya, Rabu 17 September 2025.
Kusta merupakan penyakit menular kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae, dan menyerang kulit, saraf tepi, serta organ tubuh lainnya. Diagnosis ditegakkan jika ditemukan salah satu dari tiga tanda utama: bercak mati rasa, penebalan saraf tepi disertai gangguan fungsi, atau hasil positif pemeriksaan BTA dari kerokan jaringan kulit.
Pengobatan kusta menggunakan Multidrug Therapy (MDT), kombinasi tiga jenis antibiotik: Rifampisin, Dapson, dan Klofazimin. Pengobatan tersedia gratis di seluruh puskesmas. Sejak diterapkannya kebijakan Uniform MDT (U-MDT), regimen pengobatan untuk tipe Multi Basiler (MB) dan Pausi Basiler (PB) diseragamkan, dengan durasi berbeda: 12 bulan untuk MB dan 6 bulan untuk PB.
Berdasarkan data Kemenkes, sepanjang 2024 tercatat 14.698 kasus baru kusta di Indonesia. Sebanyak 90 persen di antaranya merupakan tipe MB. Dari jumlah tersebut, 1.420 kasus (9,7 persen) terjadi pada anak-anak, dan 869 kasus (5,9 persen) disertai disabilitas.
Sementara itu, hingga 31 Agustus 2025, tercatat 5.474 kasus baru secara nasional. Sebanyak 489 kasus (8,9%) merupakan anak-anak, dan 287 kasus (5,2 persen) disertai disabilitas.
Di Papua Barat, hingga September 2025 tercatat 422 kasus kusta terdaftar, termasuk 254 kasus baru. Dari jumlah tersebut, 62 merupakan kasus anak dan tujuh kasus disertai disabilitas. Kabupaten Manokwari menjadi wilayah dengan beban tertinggi, mencatat 364 kasus terdaftar dan 242 kasus baru.
Untuk menjamin ketersediaan obat, Kemenkes telah menyalurkan ribuan blister MDT ke Papua Barat. Pada April 2025, dikirimkan sebanyak 6.000 blister MDT MB Dewasa dan 666 blister MDT MB Anak.
Per September 2025, stok obat di Papua Barat masih mencukupi. Tersedia 3.006 blister MDT MB Dewasa dan 48 blister MDT MB Anak. Sementara di Kabupaten Manokwari terdapat 690 blister MDT MB Dewasa dan 48 blister MDT MB Anak.
Meskipun ketersediaan obat relatif aman, Kemenkes mengakui masih terdapat sejumlah tantangan dalam penanggulangan kusta. Di antaranya adalah keterbatasan jumlah tenaga kesehatan terlatih, tingginya rotasi petugas, serta belum optimalnya alokasi anggaran untuk pemeriksaan skin smear.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi hal tersebut. Kemenkes mendorong pemerintah daerah agar memasukkan program kusta ke dalam RPJMD Papua Barat 2025–2029, mengoptimalkan dana otonomi khusus (Otsus) untuk penyediaan alat bantu bagi penyandang disabilitas akibat kusta, menyelenggarakan pelatihan dokter rujukan dan workshop untuk analis laboratorium, serta melakukan sosialisasi kemoprofilaksis kepada kontak erat penderita, yang telah dimulai sejak 2023 dan berlanjut hingga 2025.
“Sebagai tindak lanjut, Kemenkes meminta laporan rutin bulanan dari Dinas Kesehatan Provinsi terkait data kasus dan kebutuhan MDT. Kami juga meminta agar laporan kekosongan obat di puskesmas ditelusuri dan diverifikasi,” tegas Aji.***
Kunjungi Medsos Klikwartaku.com
Klik di sini