Kalbar Ekspor Tenaga Kerja ke Jepang, Gubernur Norsan Siapkan Pelatihan Bahasa
KLIK WARTAKU – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mempercepat pengembangan SDM industri agar siap menghadapi persaingan global. Target utamanya: menjawab tantangan 1,4 juta job order luar negeri yang belum terisi.
Salah satu sekolah binaan Kemenperin, SMK-SMTI Pontianak, menjadi perhatian nasional. Kurikulumnya dinilai sudah setara dengan standar Jepang.
Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, menyebut banyak siswanya punya potensi besar bekerja di luar negeri. “Kompetensinya sudah tinggi, tinggal ditingkatkan penguasaan bahasa asing,” ujarnya.
Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, mendukung penuh. Ia berjanji menyiapkan beasiswa dan pelatihan bahasa asing untuk siswa yang ingin kerja ke luar negeri. “Kita siapkan pelatihan bahasa Inggris, Mandarin, dan Jepang. BLK dan Lab Bahasa sudah ada,” kata Norsan.
Hingga Mei 2025, baru 297 ribu dari total 1,7 juta permintaan kerja luar negeri yang bisa dipenuhi. Sisanya? Masih terbuka lebar.
BPSDMI Kemenperin terus menjalin kolaborasi dengan Jepang. Rabu lalu, perwakilan AAI Co., Ltd. Jepang bersama tiga perusahaan—BESTie, Sanyo Trading Group, dan Atago Corporation—berkunjung ke Kemenperin. Mereka ingin membuka kelas industri internasional di unit pendidikan vokasi Kemenperin.
Kepala BPSDMI, Masrokhan, menyebut antusiasme Jepang sebagai peluang emas. “Ini pengakuan terhadap kualitas vokasi kita. SMK-SMTI Pontianak bahkan sudah ikut WorldSkills di Prancis dan mengalahkan Korea serta Jepang,” katanya.
Kemenperin menyatakan komitmennya terus mendukung penguatan SDM industri. Fokusnya: kompeten, bersertifikasi, dan siap kerja di mana pun.
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage