klikwartaku.com
Beranda Lifestyle Negara dengan Jam Kerja Terpendek di Dunia, Ini Daftarnya

Negara dengan Jam Kerja Terpendek di Dunia, Ini Daftarnya

Foto Ilustrasi Jam kerja rata-rata per minggu di Suriah dan Belanda

KLIKWARTAKU – Di tengah meningkatnya kesadaran global akan pentingnya work-life balance, muncul fakta menarik: sejumlah negara di dunia justru menerapkan jam kerja yang jauh lebih pendek dibandingkan rata-rata global.

Laporan terbaru dari Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) menyebutkan bahwa rata-rata jam kerja mingguan di dunia pada tahun 2024 mencapai 41,1 jam. Tapi, siapa sangka, ada negara yang warganya hanya bekerja seperempat minggu kerja pada umumnya!

Negara dengan jam kerja terpendek bukan hanya negara yang sedang menghadapi tantangan ekonomi dan politik, tapi juga termasuk negara-negara maju yang dikenal dengan standar hidup tinggi.

Hal ini memunculkan pertanyaan penting: apakah bekerja lebih sedikit berarti produktivitas menurun?

Faktanya, tidak selalu demikian.

Beberapa negara yang mencatatkan jam kerja paling singkat justru tetap mampu mempertahankan performa ekonomi dan tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Budaya kerja yang menekankan efisiensi, waktu berkualitas bersama keluarga, serta kesehatan mental dan fisik, menjadi prioritas di banyak negara maju.

Berikut adalah daftar 10 negara dengan jam kerja terpendek di dunia, dikutip dari laporan Stars Insider dan data ILO:

1. Suriah 

Suriah menempati posisi teratas sebagai negara dengan jam kerja paling singkat di dunia. Rata-rata pekerja di negara ini hanya menghabiskan waktu 25,3 jam per minggu untuk bekerja. Rinciannya, pria bekerja sekitar 26,9 jam, sementara wanita hanya 17,1 jam. Meski negara ini tengah menghadapi tantangan besar, fenomena jam kerja rendah ini tetap mencuri perhatian global.

2. Yaman 

Yaman menyusul di posisi kedua dengan 25,4 jam kerja mingguan. Pria di Yaman bekerja sekitar 25,9 jam per minggu, sedangkan wanita sekitar 17,8 jam. Seperti Suriah, situasi konflik di Yaman memengaruhi sistem kerja secara nasional.

3. Belanda 

Berbeda dengan dua negara sebelumnya, Belanda adalah contoh nyata bahwa negara maju pun bisa memiliki jam kerja yang pendek tanpa mengorbankan produktivitas. Pria di Belanda bekerja rata-rata 30,8 jam dan wanita 22,1 jam per minggu. Negeri Kincir Angin ini dikenal dengan fleksibilitas kerja dan kebijakan part-time yang ramah keluarga.

4. Norwegia 

Sebagai salah satu negara dengan indeks kebahagiaan tertinggi di dunia, Norwegia mencatat rata-rata jam kerja mingguan 27,1 jam. Pria bekerja sekitar 29,7 jam, dan wanita 24,3 jam. Norwegia membuktikan bahwa efisiensi kerja bisa dicapai tanpa harus mengorbankan waktu istirahat.

5. Vanuatu 

Negara kepulauan kecil di Pasifik Selatan ini cukup unik. Vanuatu mencatat jam kerja rata-rata 27,6 jam, dengan wanita justru bekerja lebih lama (28,2 jam) dibanding pria (27,2 jam). Budaya komunal dan pola hidup santai menjadi kunci dari ritme kerja di negara ini.

6. Finlandia 

Dikenal sebagai negara dengan sistem pendidikan terbaik dan tingkat kesejahteraan tinggi, Finlandia menunjukkan bahwa produktivitas tidak selalu identik dengan kerja lembur. Pria bekerja sekitar 31,3 jam, sementara wanita 26,4 jam per minggu.

7. Swedia 

Negara Skandinavia lainnya, Swedia, mencatat rata-rata jam kerja 29,2 jam. Pembagian jam kerja antara pria (31,4 jam) dan wanita (26,8 jam) memperlihatkan komitmen negara ini dalam menciptakan kesetaraan gender di tempat kerja.

8. Austria 

Austria menunjukkan bahwa budaya kerja yang seimbang adalah bagian dari gaya hidup modern. Pria bekerja sekitar 33,2 jam, dan wanita 25 jam per minggu.

9. Mozambik 

Menariknya, Mozambik yang terletak di benua Afrika memiliki jam kerja yang setara dengan Austria. Rata-rata pria bekerja 33,6 jam, dan wanita 25,4 jam per minggu.

10. Denmark 

Denmark dikenal luas dengan konsep hygge dan keseimbangan hidup yang sangat dijaga. Tak heran jika negara ini mencatat rata-rata jam kerja hanya 29,5 jam per minggu. Pria bekerja 32,2 jam, sedangkan wanita 26,5 jam. Ini jadi bukti bahwa kesejahteraan dan produktivitas bisa berjalan beriringan.

Fenomena Global: Kerja Lebih Pendek, Hidup Lebih Bahagia?

Munculnya tren jam kerja pendek ini bukan tanpa alasan. Di era pasca-pandemi, banyak negara mulai mengevaluasi kembali sistem kerja mereka. Pola kerja fleksibel, kebijakan kerja dari rumah, hingga wacana 4 hari kerja dalam seminggu mulai diterapkan di berbagai tempat.

Negara-negara dengan jam kerja pendek membuktikan bahwa kunci dari produktivitas bukan pada lamanya waktu bekerja, melainkan bagaimana pekerjaan dilakukan secara efisien, terstruktur, dan mendukung keseimbangan kehidupan pribadi.

Jadi, apakah Indonesia bisa meniru model ini? Bisa saja! Asalkan tetap mengedepankan kualitas kerja, inovasi, serta memperhatikan kesejahteraan tenaga kerja.

 

 

 

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan