klikwartaku.com
Beranda Internasional Jaksa Agung AS Perintahkan Sidang Juri atas Dugaan Rekayasa Kasus Trump–Rusia

Jaksa Agung AS Perintahkan Sidang Juri atas Dugaan Rekayasa Kasus Trump–Rusia

Jaksa Agung AS Pam Bondi memerintahkan penyelidikan hukum atas dugaan konspirasi politik terhadap Donald Trump terkait tuduhan kolusi dengan Rusia pada Pilpres 2016. Foto: Tangkapan layer YouTube USA TODAY

KLIKWARTAKU — Pemerintah Amerika Serikat kembali menggali salah satu kontroversi politik terbesar dekade ini. Jaksa Agung Pam Bondi memerintahkan jaksa federal untuk mengajukan bukti ke sidang juri atas dugaan bahwa lawan politik Donald Trump secara tidak sah merekayasa tuduhan kolusi antara Trump dan Rusia menjelang Pemilu Presiden 2016.

Menurut laporan, bukti akan diserahkan kepada sidang juri — sekelompok warga sipil yang akan memutuskan apakah cukup dasar hukum untuk menerbitkan dakwaan resmi. Namun hingga kini belum jelas siapa saja yang berpotensi didakwa.

Dari Tuduhan ke Balik Tuduhan

Trump, yang memenangkan Pilpres 2016 melawan Hillary Clinton, sejak awal menyebut tuduhan keterlibatan Rusia sebagai kampanye fitnah politik. Kini, tuduhan berbalik arah.

Bulan lalu, Direktur Intelijen Nasional AS Tulsi Gabbard menuduh mantan Presiden Barack Obama dan tim keamanan nasionalnya menjalankan “kudeta politik” yang memanfaatkan intelijen Rusia untuk menjatuhkan Trump.

Trump bahkan menuduh Obama melakukan “pengkhianatan”, meski juru bicara Obama menyebut tudingan itu sebagai “tidak masuk akal”.

Sementara itu, kalangan Demokrat bersikukuh bahwa penilaian intelijen 2017 tetap valid—menyatakan Rusia memang berupaya melemahkan kampanye Clinton demi kemenangan Trump.

Laporan Durham dan Email George Soros

Perdebatan semakin panas setelah lampiran dari penyelidikan Penasihat Khusus John Durham dideklasifikasi. Dokumen itu menyebut memo dari intelijen AS pada Maret 2016 yang menyatakan Hillary Clinton diduga menyetujui rencana untuk mengaitkan Trump dengan Rusia.

Durham juga mengutip email dari organisasi filantropi Open Society Foundations milik George Soros, yang menyebut nama penasihat Clinton, Julianna Smith. Email itu berbunyi: “Julie bilang ini akan jadi upaya jangka panjang untuk mendemonisasi Putin dan Trump… Nanti FBI akan menambah minyak ke api.”

Namun, Durham tidak dapat memastikan keaslian email tersebut dan tidak menemukan bukti bahwa FBI ikut dalam konspirasi. Ia menyatakan penyelidikan awal FBI terhadap Trump “minim ketelitian” dan berdasarkan intelijen mentah yang belum diverifikasi.

Bayangan Lama Russiagate Kembali

Meskipun Laporan Mueller 2019 tidak menemukan bukti kuat bahwa Trump berkolusi dengan Kremlin, bayang-bayang “Russiagate” tetap menghantui masa kepresidenannya.

Penyelidikan ini juga menempatkan mantan Direktur CIA John Brennan dan mantan Direktur FBI James Comey dalam sorotan, meski keduanya membantah terlibat kesalahan dan menyebut tuduhan sebagai upaya balas dendam politik.

Kini, dengan pembentukan sidang juri, publik AS akan kembali menyaksikan drama hukum dan politik terkait pemilu 2016 yang belum juga usai — kali ini dengan sudut pandang yang berbalik arah.

Apa Selanjutnya?

Belum jelas kapan sidang juri akan dimulai, siapa yang akan dipanggil sebagai saksi, atau siapa yang kemungkinan besar akan didakwa. Namun, langkah ini menandai babak baru dalam saga politik paling polarizing di AS era modern.***

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan