klikwartaku.com
Beranda Internasional Israel Nyatakan Jenazah Pemimpin Hamas di Gaza Mohammed Sinwar Telah Ditemukan

Israel Nyatakan Jenazah Pemimpin Hamas di Gaza Mohammed Sinwar Telah Ditemukan

Ilustrasi pejuang Palestina tewas dalam serangan udara Israel

KLIKWARTAKU – Militer Israel menyatakan telah menemukan dan mengidentifikasi jenazah Mohammed Sinwar, pemimpin militer kelompok bersenjata Palestina Hamas di Gaza. Menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF), jenazah Sinwar ditemukan di dalam sebuah terowongan di bawah Rumah Sakit Eropa di Kota Khan Younis, Gaza Selatan, pada Minggu 9 Juni 2025.

Identitasnya dikonfirmasi melalui pemeriksaan DNA. Namun, pihak Hamas belum memberikan konfirmasi publik terkait kematiannya. Sinwar (49) dikabarkan tewas dalam serangan udara Israel pada 13 Mei lalu, yang menurut badan pertahanan sipil yang dikelola Hamas menyebabkan 28 orang tewas dan puluhan lainnya terluka.

IDF juga mengungkapkan bahwa jenazah Sinwar ditemukan bersama jenazah Mohammad Sabaneh, komandan Brigade Rafah dari Hamas. “Beberapa barang milik Sinwar dan Sabaneh ditemukan di lokasi, beserta sejumlah temuan intelijen tambahan yang telah diserahkan untuk penyelidikan lebih lanjut,” demikian pernyataan IDF.

IDF menyatakan bahwa mereka juga menemukan jenazah-jenazah lain yang masih dalam proses identifikasi. Pada hari Minggu, militer Israel membawa sekelompok kecil jurnalis asing ke lokasi terowongan di Khan Younis dan memperlihatkan pintu masuk sempit ke terowongan tersebut, yang berada di area dengan tanah yang baru digali tepat di depan Rumah Sakit Eropa.

Rekaman yang dirilis IDF memperlihatkan lorong bawah tanah yang panjang dan sempit, mengarah ke beberapa ruangan. Di dalamnya terlihat tumpukan pakaian, kursi plastik, serta senapan yang disandarkan ke dinding. Dalam salah satu video, tampak jenazah yang dibungkus kain ditarik keluar dari terowongan menggunakan tali.

Juru bicara IDF, Brigadir Jenderal Effie Defrin, mengatakan jenazah Sinwar ditemukan di salah satu ruangan tersebut. “Ini adalah contoh lain dari penggunaan warga sipil secara sinis oleh Hamas, menjadikan mereka tameng manusia dan menggunakan infrastruktur sipil seperti rumah sakit, berulang kali,” ujarnya.

Israel telah berulang kali menuduh Hamas menggunakan rumah sakit sebagai tempat persembunyian senjata dan pusat komando. Hamas sendiri membantah tuduhan tersebut. IDF telah melakukan pengepungan dan serangan terhadap berbagai rumah sakit di Gaza, serta memerintahkan evakuasi, yang menyebabkan sistem layanan kesehatan di wilayah tersebut hampir lumpuh total.

Serangan terhadap rumah sakit tersebut memicu keprihatinan luas di dunia internasional, mengingat banyak fasilitas medis yang tidak lagi berfungsi dan nyawa pasien serta tenaga medis yang terancam.

Dalam pernyataannya menyusul serangan Israel terhadap Rumah Sakit al-Ahli pada April lalu, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyatakan keprihatinan mendalam dan menegaskan bahwa menurut hukum humaniter internasional, “korban luka dan sakit, tenaga medis, serta fasilitas medis (termasuk rumah sakit) harus dihormati dan dilindungi”.

Petugas medis di Gaza pun telah berulang kali membantah bahwa Hamas menggunakan rumah sakit sebagai basis operasi. Pihak IDF diyakini akan menjadikan temuan terbaru ini sebagai pembenaran atas klaim dan strategi militer mereka. Namun, seperti banyak hal lainnya di Gaza, verifikasi independen sepenuhnya sulit dilakukan.

Israel melancarkan kampanye militer di Gaza sebagai respons atas serangan lintas batas yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 lainnya.

Sejak saat itu, menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas, lebih dari 54.880 orang telah tewas akibat serangan Israel. Pertempuran kembali memanas setelah runtuhnya kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera beberapa bulan lalu. Israel kembali menegaskan tujuannya untuk menghancurkan Hamas dan membebaskan para sandera. Saat ini, sebanyak 54 orang masih disandera, dan 23 di antaranya diyakini masih hidup.

Mohammed Sinwar bergabung dengan Hamas tak lama setelah kelompok itu didirikan pada akhir 1980-an dan menjadi anggota sayap militer mereka, Brigade Izzuddin al-Qassam. Ia naik pangkat dengan cepat, dan pada 2005 ditunjuk sebagai komandan Brigade Khan Younis. Sinwar juga dikenal dekat dengan mantan pemimpin militer Hamas, Mohammed Deif, dan diyakini terlibat dalam perencanaan serangan 7 Oktober.

Kakaknya yang juga pendahulunya, Yahya Sinwar (disebut sebagai salah satu otak serangan tersebut) tewas dalam serangan pasukan Israel pada Oktober tahun lalu.***

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan