klikwartaku.com
Beranda Internasional Israel Luncurkan Serangan Udara ke Beirut Selatan Menjelang Hari Raya Iduladha

Israel Luncurkan Serangan Udara ke Beirut Selatan Menjelang Hari Raya Iduladha

Ilustrasi serangan udara pesawat tempur

KLIKWARTAKU – Israel melancarkan serangan udara ke wilayah selatan Beirut pada Kamis malam, tepat menjelang Hari Raya Iduladha, dengan mengklaim menargetkan fasilitas produksi drone milik kelompok Hizbullah.

Serangan terjadi setelah militer Israel mengeluarkan peringatan evakuasi untuk sejumlah gedung di daerah padat penduduk yang menjadi basis Hizbullah di ibu kota Lebanon. Tidak ada laporan korban luka atau tewas dalam serangan awal tersebut.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan telah mengidentifikasi unit Hizbullah yang memproduksi ribuan drone secara bawah tanah dengan pendanaan dari teroris Iran. Serangan ini terjadi meski gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah telah berlangsung selama enam bulan terakhir.

Perdana Menteri Lebanon, Nawaf Salam, mengecam keras serangan tersebut dan menyebutnya sebagai serangan sistematis dan disengaja terhadap tanah air mereka, keamanan, stabilitas, dan ekonomi, terlebih lagi menjelang hari raya dan musim wisata.

Akibat peringatan evakuasi, ribuan warga berhamburan meninggalkan jalan-jalan sempit di kawasan Hadath, Haret Hreik, dan Borj el-Barajneh, yang menyebabkan kemacetan parah. Tak lama setelah itu, asap tebal terlihat membubung di langit.

Presiden Lebanon, Joseph Aoun, juga mengecam serangan itu sebagai pelanggaran mencolok terhadap kesepakatan internasional, terlebih dilakukan menjelang hari raya suci umat Islam.

Kantor Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon menyebut serangan tersebut menimbulkan kembali kepanikan dan ketakutan pada malam Iduladha dan menekankan pentingnya jalur diplomatik untuk mencegah eskalasi yang tidak perlu dan berbahaya.

Di sisi lain, Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, memuji militer atas eksekusi sempurna dari serangan tersebut, dan menegaskan bahwa pemerintah Lebanon bertanggung jawab langsung untuk mencegah pelanggaran gencatan senjata dan semua aktivitas teror.

Militer Israel mengatakan penggunaan drone secara ekstensif oleh Hizbullah merupakan bagian penting dari serangan kelompok itu terhadap Israel, dan menyebutnya sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap kesepakatan antara Israel dan Lebanon. Sementara Hizbullah belum memberikan pernyataan resmi terkait serangan ini.

Sekitar satu jam sebelum serangan dimulai, juru bicara militer Israel untuk dunia Arab, Avichay Adraee, memerintahkan warga di tiga kawasan utama di Dahieh untuk mengungsi. Dalam unggahan media sosial disertai peta, ia menyatakan bahwa warga tinggal berdekatan dengan infrastruktur milik Hizbullah.

Konflik antara Israel dan Hizbullah meningkat tajam antara tahun 2023 hingga 2024, yang berpuncak pada kampanye pengeboman besar-besaran dan invasi darat Israel ke Lebanon selatan pada Oktober tahun lalu.

Otoritas Lebanon menyatakan bahwa lebih dari 4.000 orang tewas, sebagian besar warga sipil, dan lebih dari 1,2 juta orang mengungsi akibat serangan tersebut. Di pihak Israel, tercatat lebih dari 80 tentara dan 47 warga sipil tewas.

Israel mengklaim operasi militer itu diperlukan untuk menghancurkan instalasi Hizbullah di perbatasan, yang menurut mereka gagal dicegah oleh misi perdamaian PBB. Tujuan utama Israel adalah memungkinkan kembalinya sekitar 60.000 warga yang telah mengungsi dari wilayah utara negara tersebut.

Meskipun ada kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Lebanon sejak akhir November (yang tidak secara langsung melibatkan Hizbullah) ketegangan terus berlangsung. Israel juga menyatakan bahwa kedua pihak masih berhak melakukan pertahanan diri sesuai hukum internasional.

Israel telah beberapa kali melakukan serangan udara di wilayah Lebanon sejak saat itu, termasuk serangan pada April lalu ke gudang rudal presisi milik Hizbullah dan serangan lainnya yang menewaskan seorang pejabat Hizbullah serta tiga orang lainnya.

Pemerintah Lebanon menyebut serangan-serangan tersebut dan kehadiran tentara Israel di lima titik di Lebanon selatan sebagai pelanggaran terhadap gencatan senjata. Ketegangan ini bermula setelah Hizbullah meluncurkan roket ke wilayah Israel sehari setelah serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023, sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina di Gaza.***

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan