Iran Tuduh AS “Dalang” Serangan Israel: Kami Punya Bukti Kuat
KLIKWARTAKU – Iran melontarkan tuduhan serius terhadap Amerika Serikat, menyebut Washington sebagai pihak yang turut bertanggung jawab atas agresi militer Israel yang mengguncang sejumlah kota besar di Iran sejak Jumat lalu.
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyatakan serangan Israel terhadap fasilitas nuklir dan target strategis di Iran tidak mungkin terjadi tanpa restu dan dukungan penuh dari Amerika.
“Kami memiliki bukti kuat dan terdokumentasi bahwa pangkalan militer AS di kawasan telah memberikan dukungan terhadap serangan ini,” kata Araghchi dalam konferensi pers di Teheran, Minggu.
Ia juga menegaskan bahwa Presiden AS saat itu, Donald Trump, secara terbuka menyatakan telah mengetahui rencana serangan tersebut. “Senjata dan peralatan yang digunakan Israel sebagian besar berasal dari Amerika Serikat. Ini bukan sekadar pembiaran, ini keterlibatan langsung,” tegasnya.
Araghchi menyebutkan bahwa meskipun AS mengklaim tidak terlibat, Teheran tidak mempercayai pernyataan itu. Iran meminta Washington mengutuk serangan terhadap fasilitas nuklir Iran jika memang benar tidak terlibat.
Serangan Mematikan, Respons Menggelegar
Sejak Jumat, lebih dari 80 orang tewas dalam serangan udara Israel yang menyasar kompleks militer, kawasan permukiman, hingga fasilitas energi vital. Di antara korban terdapat komandan tinggi militer, ilmuwan nuklir, dan warga sipil.
Sebagai respons, Iran meluncurkan ratusan rudal dan drone ke wilayah Israel, menargetkan Tel Aviv dan Haifa. Serangan balasan Iran menewaskan sedikitnya 10 orang di Israel dan melukai puluhan lainnya. “Setelah kilang minyak dan pembangkit listrik kami diserang, kami mulai menyasar infrastruktur energi Israel,” ungkap Araghchi.
Serangan terbaru Israel bahkan menyasar wilayah strategis seperti Fase 14 ladang gas South Pars di Asaluyeh, provinsi Bushehr, kawasan energi paling vital di Iran.
“Kesalahan Strategis” yang Bisa Memicu Perang Regional
Iran memperingatkan bahwa tindakan Israel, yang menurutnya dilakukan dengan persetujuan AS, bisa menjadi kesalahan strategis besar yang mengancam stabilitas seluruh kawasan. “Teluk Persia adalah wilayah yang sangat sensitif. Perluasan konflik di sini bisa menyeret seluruh kawasan (bahkan dunia) ke jurang peperangan,” kata Araghchi.
Israel sendiri telah mengancam akan melanjutkan serangan, memperingatkan warga Iran agar menjauh dari fasilitas militer atau menghadapi risiko kematian.
Ibu Kota Siaga Perang, Kehidupan Terhenti
Teheran kini berada dalam siaga tinggi. Pusat kota hingga wilayah elite seperti Niavaran menjadi target terbaru serangan Israel. Pemerintah menyiapkan tempat perlindungan dari metro hingga masjid, mengingat keterbatasan fasilitas perlindungan sipil baru.
Ketua Dewan Kota Teheran, Mehdi Chamran, menyatakan kota mungkin harus kembali menggunakan tempat perlindungan dari era Perang Iran-Irak.
Seluruh penerbangan dibatalkan, bursa saham ditutup, dan pegawai negeri diminta bekerja dari rumah hingga pemberitahuan lebih lanjut. Sementara itu, nilai tukar rial Iran anjlok drastis, dari 840.000 menjadi 955.000 per dolar AS hanya dalam tiga hari.
Media Iran Serukan Persatuan: “Pertempuran Nasional”
Media nasional menampilkan beragam tajuk utama dengan nada patriotik. Surat kabar konservatif Keyhan menulis: “Kita akan mengakhiri perang dan Israel bersama-sama.” Sementara koran reformis Ham-Mihan menurunkan judul besar: “Pertempuran Nasional.”
Untuk pertama kalinya sejak 1980-an, televisi pemerintah menyiarkan lagu pawai kemenangan, menggambarkan eskalasi ini sebagai momen bersejarah dalam perjuangan bangsa.
Meski situasi memanas, Iran masih membuka pintu diplomasi. Araghchi menyatakan bahwa Teheran bersedia menghentikan serangan jika Israel menghentikan agresinya dan menyerukan kepada komunitas internasional untuk bertindak. “Kami tidak ingin perang. Tapi jika perang dipaksakan pada kami, kami tidak akan tinggal diam,” tegasnya.***
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage