klikwartaku.com
Beranda Ekonomi Investor Serbu SBN, Rupiah Diuntungkan

Investor Serbu SBN, Rupiah Diuntungkan

Ilustrasi

KLIK WARTAKU – Ketahanan eksternal Indonesia tetap kokoh di tengah ketidakpastian global yang memuncak. Bank Indonesia melaporkan bahwa Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap berada dalam kondisi baik, ditopang surplus neraca perdagangan, arus masuk modal asing, dan penguatan nilai tukar rupiah.

Pada Mei 2025, neraca perdagangan mencatat surplus tajam sebesar US$4,3 miliar, melesat dari surplus April sebesar US$0,2 miliar.

Ekspor mesin listrik, besi, dan baja menjadi kontributor utama. Tren positif ini diperkirakan berlanjut seiring hasil perundingan tarif antara Indonesia dan Amerika Serikat.

Sementara itu, modal asing terus mengalir ke pasar keuangan domestik, utamanya Surat Berharga Negara (SBN). Hingga pertengahan Juli 2025, net inflows tercatat US$0,9 miliar, melanjutkan US$1,6 miliar yang masuk sepanjang triwulan II.

“Prospek ekonomi Indonesia yang tetap baik, ditambah imbal hasil tinggi dan risiko fiskal AS yang meningkat, mendorong investor global memburu aset rupiah,” kata BI dalam keterangannya, Rabu (16/7).

Rupiah Perkasa, Intervensi BI Efektif

Kombinasi intervensi pasar dan arus modal masuk turut memperkuat nilai tukar rupiah, yang pada akhir Juni 2025 menguat 0,34% secara point-to-point dibanding bulan sebelumnya.

Hingga 15 Juli, rupiah relatif stabil terhadap mata uang mitra dagang utama dan tetap kompetitif secara riil.

Penguatan rupiah juga didorong konversi valas oleh eksportir pascapenguatan kebijakan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA).

BI memastikan strategi stabilisasi tetap dijalankan melalui triple intervention—meliputi intervensi spot, DNDF, dan pembelian SBN di pasar sekunder.

Selain itu, cadangan devisa Indonesia tetap tinggi sebesar US$152,6 miliar per akhir Juni 2025, cukup untuk membiayai 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor plus pembayaran utang luar negeri pemerintah. Angka ini jauh di atas standar kecukupan internasional.

Secara keseluruhan, NPI 2025 diperkirakan tetap sehat, meski mencatat defisit transaksi berjalan yang lebih rendah di kisaran 0,5%–1,3% dari PDB. Surplus transaksi modal dan finansial akan menjadi penopang utama di tengah ketidakpastian global.

Bank Indonesia juga memperkuat strategi operasi moneter dengan instrumen pro-pasar seperti SRBI, SVBI, dan SUVBI, guna menjaga daya tarik aset domestik dan stabilitas nilai tukar.

“Komitmen BI menjaga stabilitas rupiah dan menarik aliran modal akan terus dikawal,” tegas Perry Warjiyo.

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan