klikwartaku.com
Beranda Ekonomi Industri Tumbuh, Tapi Produksi Tertekan Krisis Gas

Industri Tumbuh, Tapi Produksi Tertekan Krisis Gas

Infografis Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Agustus 2025 naik ke 53,55

KLIK WARTAKU – Kinerja industri manufaktur Indonesia menunjukkan ketahanan di tengah tekanan pasokan energi. Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Agustus 2025 naik ke 53,55, tertinggi dalam setahun, menandakan optimisme pelaku usaha tetap terjaga.

Namun, di balik angka ekspansi itu, produksi justru tertekan akibat krisis pasokan gas industri.

Data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, kenaikan IKI didorong oleh lonjakan pesanan dan persediaan produk.

Indeks pesanan melonjak 2,98 poin ke 57,38, sementara persediaan produk naik 2,05 poin ke 57,04. Sebaliknya, variabel produksi merosot ke 44,84, turun lebih dari empat poin dibanding bulan sebelumnya.

“Sejumlah perusahaan menahan produksi, memilih strategi wait and see serta mengandalkan stok bahan baku lama. Pembatasan pasokan gas industri di bulan Agustus menjadi faktor utama,” ujar Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arief, Kamis (28/8).

Gas harga tertentu (HGBT) terbukti menjadi penentu daya saing manufaktur nasional, terutama di sektor padat energi seperti pupuk, petrokimia, baja, dan kaca.

Pada industri oleokimia, misalnya, setoran pajak melonjak enam kali lipat setelah pasokan gas HGBT dipulihkan.

Kemenperin mengapresiasi langkah cepat Menteri ESDM yang menjamin stabilitas suplai gas setelah keluhan pelaku industri.

Dari 23 subsektor yang dipantau, 21 mencatat ekspansi dengan kontribusi 95,6% terhadap PDB industri pengolahan nonmigas kuartal II.

Subsektor unggulan adalah industri alat angkutan lain serta percetakan dan reproduksi media, didorong oleh permintaan ekspor dan domestik.

Namun, industri barang logam serta reparasi mesin mencatat kontraksi karena penumpukan stok dan siklus perawatan mesin yang menurun.

Di pasar global, IKI berorientasi ekspor naik ke 54,11, ditopang kenaikan ekspor nonmigas 12,56% (yoy). Sementara IKI domestik naik tipis ke 52,64, sejalan dengan inflasi terkendali di 2,37% dan keyakinan konsumen yang menguat.

“Optimisme enam bulan ke depan meningkat. Pelaku usaha percaya permintaan domestik kuat dan kebijakan pemerintah masih pro-industri,” kata Febri.

Meski demikian, tekanan produksi akibat krisis gas memperlihatkan rapuhnya fondasi ekspansi.

Dengan IKI berbasis data 2.500–3.000 perusahaan, lebih luas dibanding PMI manufaktur yang hanya 500 sampel, sinyal ini menegaskan urgensi kebijakan energi jangka panjang bagi sektor industri.

Kunjungi Medsos Klikwartaku.com

Klik di sini
Bagikan:

Iklan