Industri Tetap Ekspansi, Tapi Tak Lagi Melaju Kencang

KLIK WARTAKU – Kinerja industri pengolahan Indonesia masih menunjukkan napas ekspansi, meskipun kecepatannya mulai melandai. Indeks Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI-BI) untuk triwulan II 2025 tercatat sebesar 50,89%, sedikit menurun namun tetap berada di zona ekspansi.

Mayoritas komponen pembentuk PMI—yakni Volume Produksi, Volume Persediaan Barang Jadi, dan Total Pesanan—berada di atas ambang batas 50%. Kinerja kuat juga tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pada Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) sebesar 1,29%, menandakan pelaku usaha masih mencatatkan pertumbuhan meskipun lebih moderat.

“Industri masih dalam tren positif, tapi kita tidak bisa abaikan perlambatan momentum yang mulai terlihat,” ujar seorang analis sektor riil dari lembaga riset independen.

Baca Juga:

Perdagangan Saham Pekan Ini Melonjak, Nilai Transaksi Harian Tembus Rp16,6 Triliun

Sublapangan usaha dengan ekspansi tertinggi pada kuartal II adalah Industri Mesin dan Perlengkapan, disusul oleh Industri Kertas dan Industri Makanan dan Minuman. Namun, pada triwulan III, pergeseran terjadi dengan Industri Logam Dasar dan Alat Angkutan yang diproyeksikan memimpin ekspansi.

PMI-BI untuk kuartal III 2025 diprakirakan berada di level 50,85%, nyaris stagnan dibandingkan kuartal sebelumnya. Volume Persediaan Barang Jadi akan menjadi pendorong utama, diikuti oleh produksi dan permintaan.

Indikator ini menunjukkan bahwa meskipun permintaan domestik tetap relatif stabil, industri manufaktur Indonesia mulai menghadapi tantangan dari sisi efisiensi, margin keuntungan, dan perlambatan global.

Baca Juga:

OJK Terbitkan Tiga SEOJK Baru untuk Perkuat Transparansi dan Kompetensi Industri Asuransi dan Dana Pensiun

Bank Indonesia tetap optimistis, mencatat bahwa struktur ekspansi masih merata di berbagai sub-sektor strategis dan memperlihatkan ketahanan industri nasional dalam menghadapi dinamika eksternal.