klikwartaku.com
Beranda Ekonomi Industri Otomotif Indonesia Juni 2025: Penjualan Menurun, Investasi Mobil Listrik Melonjak

Industri Otomotif Indonesia Juni 2025: Penjualan Menurun, Investasi Mobil Listrik Melonjak

Oplus_16908288

 

KLIK WARTAKU – Industri otomotif Indonesia menghadapi tantangan namun tetap menunjukkan geliat positif seiring upaya transformasi menuju kendaraan elektrifikasi dan peningkatan kapasitas manufaktur.

Data terbaru dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan bahwa total penjualan mobil nasional, baik wholesales maupun ritel.

Pada Mei 2025 penjualan mobil turun sekitar 15 % secara tahunan menjadi 60.613 dan 61.339 unit, mencerminkan tekanan dari melemahnya daya beli dan pertumbuhan ekonomi yang masih dibawah 5 % di kuartal I 2025.

Meski demikian, secara bulanan terlihat tanda-tanda pemulihan: penjualan wholesales meningkat 18,4 % dari April ke Mei, dan retail naik 7,6 %, didorong oleh musim pasca-Lebaran dan strategi pemasaran agresif dari agen pemegang merek, serta harapan terhadap efek positif dari GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) yang digelar pada 24 Juli–3 Agustus 2025.

Pemerintah, melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin), merespons kondisi industri ini dengan dorongan kuat untuk memasuki era mobilitas hijau.

Komitmen ini tercermin dalam percepatan pembangunan pabrik kendaraan niaga ramah lingkungan, salah satunya adalah pabrik milik PT DCVMI (Daimler Truck AG) yang ditargetkan memproduksi truk dan bus dengan standar emisi Euro 4 menggunakan teknologi SCR dan DEF.

Selain itu, Pemerintah juga berencana melanjutkan insentif fiskal dan non-fiskal dalam mendukung transisi ke green mobility, selaras target elektrifikasi sektor manufaktur (NZE) yang dimajukan hingga 2050.

Pada ranah kendaraan listrik (EV), Indonesia mulai mendapat perhatian investor global.

Produsen asal Tiongkok BYD merampungkan investasinya senilai US$1,3 miliar dan membangun pabrik berkapasitas 150.000 unit per tahun di Subang, Jawa Barat.

Pabrik ini dijadwalkan mulai beroperasi pada akhir 2025 atau awal 2026, memberikan dorongan besar bagi produksi domestik EV.

Selain itu, VinFast dari Vietnam juga menargetkan pembukaan fasilitas perakitan di tempat yang sama pada Oktober 2025, sebagai bagian dari ekspansi strategis ke Asia Tenggara.

Sementara itu, permintaan domestik untuk EV terus meningkat, meski masih dipengaruhi harga dan infrastruktur pengisian yang belum merata.

Meski Gaikindo dan beberapa merek Jepang seperti Toyota, Daihatsu, Honda, Mitsubishi, dan Suzuki masih menguasai pasar mobil secara keseluruhan, merek-merek Cina seperti BYD, Chery, dan Wuling menunjukkan pertumbuhan signifikan, masing-masing membukukan penjualan ribuan unit di awal 2025.

Secara makro, sektor manufaktur, termasuk otomotif, berkontribusi 17,5 % terhadap PDB per kuartal I 2025, sedikit meningkat dari 17,47 % pada periode sama tahun lalu, menegaskan pentingnya kebijakan pro-bisnis dan ekspor produk hilir, terutama otomotif.

Untuk menjaga momentum ini, pemerintah dan pelaku industri menaruh harapan besar pada pameran GIIAS 2025 sebagai katalisator untuk merangsang penjualan dan memperkenalkan teknologi terbaru, seperti kendaraan listrik dan model facelift dari merek global.

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan