klikwartaku.com
Beranda Ekonomi Industri Iklan Dunia Terpuruk, Kalah Saing Lawan AI dan Platform Digital

Industri Iklan Dunia Terpuruk, Kalah Saing Lawan AI dan Platform Digital

KLIK WARTAKU – Industri periklanan global sedang mengalami guncangan besar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Di tengah ketidakpastian ekonomi, deglobalisasi, dan tekanan geopolitik, belanja iklan dunia terpantau melambat drastis.

Laporan terbaru dari WPP Media menyebutkan bahwa proyeksi pertumbuhan pendapatan iklan global untuk tahun 2025 telah direvisi turun dari 7,7 persen menjadi hanya 6 persen.

Kondisi ini mencerminkan melemahnya minat pengiklan dalam menggelontorkan dana promosi di tengah ketidakpastian pasar yang kian kompleks.

Nilai total belanja iklan global diperkirakan mencapai USD 1,08 triliun atau sekitar Rp17.500 triliun pada tahun ini. Namun, distribusi anggaran kini lebih banyak mengarah ke kanal digital.

Pangsa pasar iklan digital bahkan diprediksi mendominasi hingga 81 persen, meninggalkan media tradisional seperti televisi, radio, dan media cetak yang kini berada di ambang senja.

Sinyalemen ini menunjukkan bahwa transformasi struktural dalam industri periklanan bukan lagi sekadar pilihan, tetapi keniscayaan.

Dampaknya tidak main-main. Agensi raksasa seperti WPP yang selama ini mendominasi peta periklanan global—kini mengalami penurunan performa yang mengkhawatirkan. Saham perusahaan anjlok hingga menyentuh titik terendah dalam lima tahun terakhir.

Tekanan bertambah setelah WPP kehilangan kontrak iklan senilai USD 1,7 miliar dari Mars Inc., salah satu klien terbesarnya, yang memilih beralih ke rivalnya, Publicis. Situasi ini mendorong CEO WPP, Mark Read, untuk mengumumkan pengunduran diri pada akhir tahun, menandai berakhirnya satu era dominasi agensi tradisional.

Tidak hanya WPP, hampir semua agensi konvensional tengah berupaya keras melakukan restrukturisasi agar tetap relevan. Beberapa mengurangi tenaga kerja, menutup cabang di berbagai negara, hingga melakukan merger dengan perusahaan teknologi.

Tekanan terbesar datang dari naiknya penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam industri periklanan. Platform berbasis data seperti Google, Meta, dan TikTok kini menawarkan efisiensi, akurasi, dan hasil yang bisa diukur secara real time, sesuatu yang sulit ditandingi oleh metode iklan tradisional.

Festival periklanan terbesar di dunia, Cannes Lions 2025, yang selama ini menjadi panggung pesta kreatif para agensi iklan global, berubah wajah menjadi ajang diskusi tentang inovasi teknologi, retail media, dan integrasi AI dalam kampanye pemasaran.

Para pelaku industri mulai menyadari bahwa yang mereka hadapi bukan sekadar perubahan tren, melainkan pergeseran paradigma yang mengancam eksistensi model bisnis lama.

Faktor eksternal turut memperparah situasi. Ketegangan geopolitik, perubahan kebijakan perdagangan, hingga naiknya tarif impor membuat banyak perusahaan menahan diri dalam membelanjakan anggaran iklan.

Ketika ekonomi lesu, pemasaran menjadi salah satu pos yang paling cepat dipangkas. Hal ini semakin menggerus pendapatan agensi dan mempercepat proses disrupsi.

Namun, di tengah badai ini, muncul peluang baru. Agensi yang cepat beradaptasi dengan teknologi, membangun ekosistem kolaboratif dengan platform digital, dan menawarkan solusi berbasis data memiliki peluang besar untuk bangkit. AI, jika dimanfaatkan secara cerdas, dapat menjadi alat yang memperkuat kreativitas, bukan menggantikannya.

Krisis ini menjadi momen refleksi bagi industri periklanan global. Era “Mad Men” simbol kejayaan agensi konvensional yang glamor dan dominan, tampaknya benar-benar berada di ujung tanduk. Dunia periklanan kini memasuki era baru: efisien, personal, dan berbasis teknologi.

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan