Indonesia-Tiongkok Perkuat Konektivitas Keuangan Melalui LCT dan QRIS
KLIKWARTAKU – Indonesia dan Tiongkok terus mempererat kerja sama penggunaan mata uang lokal atau Local Currency Transaction (LCT) dalam perdagangan dan investasi bilateral. Skema ini dinilai memberi dampak positif bagi dunia usaha, mulai dari efisiensi biaya transaksi hingga penguatan stabilitas sistem keuangan.
Bank Indonesia (BI) mencatat, sepanjang Januari hingga Juli 2025, nilai transaksi LCT Indonesia–Tiongkok telah mencapai USD6,23 miliar, atau setara Rp102,2 triliun (dengan asumsi kurs Rp16.416 per dolar AS). Angka ini melonjak dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai USD2,17 miliar atau Rp35,6 triliun.
Capaian ini menjadi sorotan utama dalam pertemuan antara Gubernur BI Perry Warjiyo dan Gubernur People’s Bank of China (PBoC) Pan Gongsheng di Jakarta.
“Peningkatan LCT mencerminkan komitmen kedua negara dalam memperkuat kolaborasi keuangan yang aman, efisien, dan inklusif,” ujar Perry dalam siaran pers, Jumat 12 September 2025.
“Ke depan, BI bersama PBoC akan terus mendorong inovasi dan memperluas integrasi keuangan kedua negara.”
Senada dengan itu, Gubernur Pan Gongsheng menyebut Indonesia dan Tiongkok sebagai dua kekuatan ekonomi berkembang di Asia yang memiliki tanggung jawab bersama dalam menghadapi ketidakpastian global. Menurutnya, penguatan kerja sama LCT akan semakin memperkokoh fondasi hubungan perdagangan dan investasi bilateral.
Selain mendorong penggunaan mata uang lokal, kedua bank sentral juga memulai uji coba terbatas (sandbox) sistem pembayaran lintas batas berbasis QRIS antarnegara Indonesia–Tiongkok.
Uji coba ini merupakan implementasi konkret dari komitmen peningkatan konektivitas pembayaran digital, dan melibatkan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) serta UnionPay International dari Tiongkok.
BI menyebut, inisiatif ini bertujuan meningkatkan inklusi keuangan, memperluas akses layanan pembayaran lintas negara, serta memperkuat ekosistem keuangan digital kedua negara.
Selain Tiongkok, Indonesia juga terus memperluas kerja sama LCT dengan negara mitra lainnya. Hingga Juli 2025, transaksi LCT Indonesia tercatat sebagai berikut Jepang: USD5,08 miliar, Malaysia: USD2,03 miliar, Thailand: USD644 juta, Korea Selatan: USD85 juta, Uni Emirat Arab: USD72 juta
Penguatan kerja sama LCT ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang Indonesia dalam mendorong dedolarisasi, memperkuat kedaulatan moneter, dan menciptakan sistem pembayaran regional yang lebih stabil dan berdaya saing.***
Kunjungi Medsos Klikwartaku.com
Klik di sini