klikwartaku.com
Beranda Nasional Indonesia Targetkan Pengurangan Emisi Industri Nikel hingga 81 Persen pada 2045

Indonesia Targetkan Pengurangan Emisi Industri Nikel hingga 81 Persen pada 2045

Ilustrasi emisi/Pixabay

KLIKWARTAKU – Deputi Bidang Pangan, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas, Leonardo A. A. T. Sambodo, menegaskan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi industri nikel hingga 81 persen pada 2045. Komitmen ini sejalan dengan target nasional mencapai Net Zero Emissions sebelum 2060.

“Peta jalan ini menjadi bagian penting dari strategi nasional untuk menurunkan emisi, khususnya dari sektor industri nikel yang menyumbang emisi cukup besar,” ujar Leonardo.

Sebagai penghasil sekitar 60 persen nikel dunia, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin global dalam produksi nikel rendah emisi dan berdaya saing tinggi. Dokumen ini juga dirancang sebagai masukan strategis untuk RPJMN 2025–2029 dan mendukung pencapaian RPJPN 2025–2045.

Sejak awal 2024, penyusunan peta jalan melibatkan lebih dari 30 perusahaan tambang dan smelter nikel di Sulawesi dan Maluku Utara, 15 kementerian/lembaga, serta kalangan akademisi.

Empat Strategi Utama Dekarbonisasi yaitu efisiensi energi dan material, penggantian bahan bakar, substitusi material, dan penggunaan listrik rendah karbon.

Strategi terakhir menjadi prioritas utama, mengingat sebagian besar emisi berasal dari PLTU captive berbasis batu bara di kawasan industri nikel.

“Dengan memanfaatkan potensi energi terbarukan seperti surya, angin, air, biomassa, dan hidrogen hijau, kita bisa mengurangi ketergantungan terhadap batu bara,” tambah Leonardo.

Analisis WRI Indonesia menyebutkan, jika tidak ada intervensi, emisi industri nikel dapat meningkat hingga 86 persen pada 2045. Oleh karena itu, peta jalan merekomendasikan pembangunan seperti 47,3 gigawatt (GW) pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT), termasuk 5,1 GW pembangkit berbasis hidrogen hijau di Maluku Utara.

WRI Indonesia juga menekankan pentingnya kebijakan harga energi rendah karbon yang kompetitif, serta pembentukan standar Nikel Hijau Indonesia guna mengatur penggunaan energi bersih dan emisi gas rumah kaca dalam proses produksi.

“Dekarbonisasi industri nikel adalah langkah awal transformasi tata kelola sektor ini agar lebih berkelanjutan,” ujar Egi Suarga, Senior Climate Manager WRI Indonesia.

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan