Beranda Ekonomi Indonesia dan Tiongkok Perluas Penggunaan Mata Uang Lokal dalam Transaksi Bilateral

Indonesia dan Tiongkok Perluas Penggunaan Mata Uang Lokal dalam Transaksi Bilateral

Oleh Era Sampurna - 1 Juni 2025, 08:12

Gubernur BI Perry Warjiyo dan Gubernur PBOC Pan Gongsheng menandatangani penguatan MoU LCS di hadapan Presiden RI Prabowo Subianto dan PM Tiongkok Li Qiang, menandai era baru kerja sama keuangan bilateral. (Sumber: Bank Indonesia)

KLIK WARTAKU – Dalam langkah strategis memperdalam de-dolarisasi kawasan dan memperkuat stabilitas moneter bilateral, Indonesia dan Tiongkok menandatangani penguatan Nota Kesepahaman (MoU) untuk memperluas penggunaan mata uang lokal dalam berbagai transaksi keuangan.

Kesepakatan ini ditandatangani langsung oleh Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, dan Gubernur People’s Bank of China (PBOC), Pan Gongsheng, disaksikan oleh Presiden RI Prabowo Subianto dan Perdana Menteri RRT Li Qiang di Jakarta pada 25 Mei 2025.

MoU ini merupakan perluasan dari kerja sama yang telah dimulai pada 30 September 2020, dan kini mencakup transaksi berjalan, transaksi modal, serta transaksi keuangan.

Kerja sama juga diarahkan untuk mendukung konektivitas sistem pembayaran lintas negara, yang memungkinkan penggunaan lebih luas dari rupiah dan yuan dalam perdagangan dan investasi bilateral.

“Penguatan skema Local Currency Settlement (LCS) ini akan mengurangi eksposur terhadap fluktuasi mata uang global serta mendukung efisiensi transaksi antarnegara,” ujar pejabat Bank Indonesia dalam keterangan resmi.

Langkah ini menjadi bagian dari strategi regional yang lebih besar untuk menurunkan dominasi dolar AS dalam transaksi internasional, sekaligus mempererat kerja sama pasar moneter dan keuangan antara dua ekonomi terbesar di Asia.

Rincian teknis implementasi, termasuk jenis transaksi dan mekanisme penyelesaian, akan dituangkan dalam petunjuk pelaksanaan yang disiapkan oleh masing-masing bank sentral.

MoU ini melengkapi berbagai upaya peningkatan konektivitas keuangan antara Indonesia dan Tiongkok, termasuk pengembangan infrastruktur pembayaran lintas negara berbasis QR code, serta perluasan saluran investasi langsung antar kedua negara.