IHSG Tancap Gas, Investor Kembali Berburu Saham Tambang
KLIK WARTAKU – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan tajinya dengan menguat 51,91 poin atau 0,73% ke level 7.169,50 pada penutupan sesi pertama perdagangan Selasa, 17 Juni 2025.
Kinerja solid ini menandai pemulihan lanjutan setelah pelemahan tajam pada pekan sebelumnya, mencerminkan meningkatnya minat investor terhadap aset berisiko di tengah meredanya tekanan eksternal.
Sejak bel pembukaan pagi, IHSG bergerak stabil di zona hijau, berkisar antara 7.145 hingga 7.181. Volume perdagangan relatif aktif dengan total transaksi menembus Rp6,67 triliun, melibatkan lebih dari 10,8 miliar saham. Dari 803 saham yang ditransaksikan, sebanyak 303 saham naik, 276 terkoreksi, dan sisanya bergerak stagnan.
Pendorong utama kenaikan indeks kali ini adalah reli pada saham-saham sektor pertambangan, khususnya emiten mineral strategis. Saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menjadi primadona di lantai bursa, didorong oleh prospek harga komoditas global yang mulai rebound serta ekspektasi permintaan logam dasar yang membaik dari pasar Tiongkok dan India.
Selain itu, membaiknya sentimen eksternal turut menyuntikkan optimisme ke lantai bursa domestik. Meredanya ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah pasca-pernyataan diplomatik damai antara Israel dan Iran, serta ekspektasi bahwa bank sentral global tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat, membuat pelaku pasar kembali nyaman memarkir dana di pasar saham negara berkembang, termasuk Indonesia.
Secara teknikal, penguatan IHSG telah mendorong indeks mendekati level resistance jangka pendek di 7.180–7.200. Jika tekanan jual tidak muncul pada sesi II dan sentimen positif bertahan, bukan tidak mungkin IHSG menembus zona tersebut dan membuka ruang kenaikan menuju 7.250 dalam waktu dekat.
Meski demikian, analis tetap mengingatkan perlunya kehati-hatian mengingat volatilitas global masih tinggi, terutama menjelang rilis data ekonomi AS dan sikap terbaru The Fed.
Dengan kembalinya investor domestik dan asing ke saham-saham berbasis komoditas, serta stabilnya rupiah terhadap dolar AS, pasar tampaknya mulai menemukan pijakan yang lebih kokoh untuk reli jangka pendek.
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage