IHSG Kembali Melemah di Tengah Gejolak Dunia
KLIK WARTAKU – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu, 18 Juni 2025, ditutup melemah tipis di sesi pertama.
IHSG berada di level 7.112,22 atau turun 0,61 persen dari posisi pembukaan yang sempat menyentuh 7.155,85. Volume perdagangan tercatat mencapai 10,41 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp5,83 triliun dalam 678 ribu kali transaksi.
Secara keseluruhan, terdapat 314 saham yang mengalami penurunan, 249 saham menguat, dan 234 stagnan.
Pelemahan IHSG dipicu oleh tekanan di sejumlah sektor seperti sektor konsumsi, kesehatan, keuangan, dan teknologi. Sektor konsumsi mengalami koreksi terdalam mencapai 1,13 persen. Di sisi lain, sektor transportasi dan properti justru mencatatkan penguatan masing-masing sebesar 0,90 persen dan 0,66 persen, menunjukkan adanya perpindahan dana ke sektor-sektor yang lebih defensif atau potensial di tengah ketidakpastian pasar.
Sentimen global turut memengaruhi pergerakan indeks. Ketegangan geopolitik di Timur Tengah kembali meningkat dan membuat investor bersikap lebih hati-hati dalam mengambil posisi. Di samping itu, pasar juga menanti arah kebijakan moneter global, khususnya dari Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed), yang diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunga acuannya. Dari dalam negeri, pelaku pasar juga mencermati kemungkinan keputusan Bank Indonesia dalam menentukan arah BI Rate ke depan.
IHSG diproyeksikan akan bergerak dalam rentang support di kisaran 7.009 hingga 7.083, dan resistance di area 7.225 hingga 7.324. Analis memproyeksikan pasar hari ini bergerak mixed dengan kecenderungan koreksi terbatas. Namun, potensi rebound tetap terbuka jika ada perkembangan positif dari sisi eksternal maupun domestik.
Sejumlah saham yang direkomendasikan untuk diperhatikan oleh investor dalam jangka pendek antara lain PANI, ANTM, dan MEDC, yang memiliki potensi teknikal positif. Selain itu, saham seperti AMRT, BUKA, MAPA, dan SSIA juga menjadi pilihan menarik untuk strategi buy on weakness atau penguatan cepat dalam jangka pendek.
Dengan dinamika pasar yang masih dibayangi ketidakpastian global, investor disarankan tetap berhati-hati, disiplin dalam manajemen risiko, dan terus mencermati sentimen yang berkembang, baik dari sisi makroekonomi maupun korporasi.
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage