IAEA Peringatkan Serangan Fasilitas Nuklir Berdampak Bahaya Bagi Dunia
KLIKWARTAKU – Israel melancarkan serangan udara ke berbagai wilayah di Iran pada Jumat 13 Juni 2025, dengan mengklaim mereka menargetkan jantung dari program nuklir Iran. Serangan tersebut menewaskan Hossein Salami, kepala Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (cabang elite dan berpengaruh dalam militer Iran) beserta sejumlah pejabat militer senior dan ilmuwan nuklir lainnya.
Menurut media pemerintah Iran, sejumlah warga sipil termasuk anak-anak turut menjadi korban tewas. Ledakan pertama kali dilaporkan di Teheran, ibu kota Iran, sekitar pukul 03.30 waktu setempat. TV pemerintah Iran melaporkan bahwa area permukiman di Teheran terkena dampak, dan ledakan juga terdengar di wilayah timur laut ibu kota.
Warga Israel juga dibangunkan oleh sirene serangan udara dan menerima peringatan darurat melalui telepon pada waktu yang hampir bersamaan. Militer Israel menyatakan Iran telah meluncurkan sekitar 100 drone ke arah wilayah Israel pada Jumat pagi, dan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim berhasil mencegat sebagian besar serangan tersebut. Pemerintah Israel kemudian menetapkan status darurat nasional.
Pemerintah Amerika Serikat menyatakan tidak terlibat dalam serangan tersebut. Beberapa lokasi dilaporkan terkena serangan, termasuk fasilitas pengayaan nuklir utama Iran. Militer Israel mengklaim telah menyerang puluhan target militer, termasuk fasilitas nuklir di berbagai wilayah Iran.
Beberapa jam setelah serangan awal, terjadi ledakan di fasilitas nuklir Natanz, yang terletak sekitar 225 km sebelah selatan Teheran. IDF kemudian mengonfirmasi telah menyerang situs tersebut dan menyatakan serangan itu menyebabkan kerusakan besar.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan pihak Iran telah mengonfirmasi tidak ada peningkatan kadar radiasi di fasilitas Natanz.
Kepala IAEA, Rafael Grossi, menegaskan bahwa fasilitas nuklir tidak boleh dijadikan target serangan. Maka aksi seperti ini dapat menimbulkan dampak serius terhadap keselamatan dan keamanan nuklir, serta stabilitas kawasan dan internasional.
Grossi menyerukan semua pihak untuk menunjukkan penahanan diri secara maksimal, memperingatkan bahwa aksi militer terhadap fasilitas nuklir bisa berdampak sangat berbahaya bagi rakyat Iran, kawasan, dan dunia.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan serangan yang diberi nama Operasi Rising Lion merupakan operasi militer terarah untuk menanggulangi ancaman Iran terhadap kelangsungan hidup Israel. Ia menyatakan operasi ini akan berlangsung selama diperlukan untuk menghentikan penyebaran ancaman tersebut.
Netanyahu menuding bahwa Iran telah membuat kemajuan dalam mengubah program nuklirnya menjadi senjata, dan jika tidak dihentikan, Iran dapat memproduksi senjata nuklir dalam waktu sangat singkat. Dalam pidatonya, Netanyahu juga mengucapkan terima kasih kepada Presiden AS, Donald Trump, atas upaya menghadapi program senjata nuklir Iran.
Serangan ini terjadi di tengah kebuntuan pembicaraan AS-Iran mengenai program nuklir Iran, yang dimulai sejak April dan dijadwalkan akan berlanjut hari Minggu. Namun pembicaraan itu tampaknya tidak mengalami kemajuan.
Trump sebelumnya berharap dapat mencapai kesepakatan untuk menghentikan ambisi nuklir Teheran. Iran sendiri sejak lama bersikukuh bahwa program nuklirnya bersifat damai. Awal pekan ini, Trump dilaporkan melakukan panggilan telepon yang tegang dengan Netanyahu, yang selama ini memang lebih memilih pendekatan militer dibanding diplomasi terhadap Iran.
Tahun lalu, Iran dan Israel sempat saling melancarkan serangan udara pada bulan April dan Oktober, meskipun serangan Israel saat itu tidak sebesar operasi yang terjadi saat ini.***
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage