Suami Dekat dengan Rekan Kerja Perempuan, Ini Kata Psikolog
KLIKWARTAKU – Bagi banyak istri, terutama para ibu rumah tangga, ada satu kekhawatiran yang sering kali diam-diam mengganggu pikiran: suami yang bekerja bersama rekan kerja perempuan.
Rasa cemas, curiga, atau bahkan cemburu bisa muncul begitu saja, terutama saat suami terlihat lebih terbuka kepada kolega wanitanya dibandingkan kepada pasangan di rumah.
Padahal, ketidakpahaman istri terhadap dunia kerja suaminya sering kali menjadi pemicu utama dari kecemasan ini.
Namun, benarkah kedekatan suami dengan rekan kerja perempuan selalu mengarah pada perselingkuhan?
Psikolog klinis Yustinus Joko Dwi Nugroho, M.Psi, menegaskan bahwa anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar.
Menurutnya, kecurigaan seperti itu bisa dicegah jika ada komunikasi yang sehat dan keterbukaan antara suami dan istri dalam pernikahan.
“Tidak selalu pasti berujung ke perselingkuhan. Yang paling penting adalah keterbukaan, penghormatan, dan saling pemahaman dalam pernikahan,” ujar Joko
Istri Perlu Paham Dunia Suami, Suami Juga Harus Menjelaskan
Joko mengungkapkan bahwa hubungan pernikahan yang sehat tidak ditentukan oleh seberapa besar seorang istri memahami teknis pekerjaan suaminya, melainkan dari niat dan usaha untuk saling memahami.
“Istri itu bukan berarti kalau dia ibu rumah tangga, dia enggak ngerti apa-apa. Kita harus memperluas pandangan. Suami juga perlu belajar untuk menjelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti,” kata Joko.
Hal ini penting agar istri merasa dilibatkan dan tetap merasa punya peran dalam kehidupan profesional suami, meski hanya sebatas obrolan ringan. Ia menyarankan agar suami bisa mengenalkan istrinya kepada rekan-rekan kerja dalam suasana yang tidak terlalu resmi.
“Kalau ada kegiatan, kalau pengin istri bisa memahami pekerjaan suaminya, bisa diajak. Dari situ, istri mendapatkan pencerahan baru tentang pekerjaan suaminya,” tambahnya.
Sebaliknya, istri juga tidak perlu malu atau ragu untuk bertanya tentang pekerjaan suami. Meski mungkin tidak semua hal mudah dimengerti, upaya untuk memahami akan membuat suami merasa dihargai. Dan siapa tahu, dari sudut pandang istri, suami justru mendapat inspirasi atau solusi baru.
Komunikasi Itu Bukan Sekadar Bicara
Joko juga menekankan pentingnya menjaga komunikasi dalam bentuk apapun. Bahkan kebiasaan kecil seperti menyapa istri di jam istirahat, menanyakan kabar anak-anak, atau sekadar berbagi cerita lewat pesan singkat bisa berdampak besar pada keharmonisan rumah tangga.
“Sekarang cara berkomunikasi banyak banget, baik video call atau apa. Berusaha untuk memperhatikan, entah lewat telepon atau sekadar chat, itu penting. Karena itu membuat pasangan merasa dihargai dan tetap terhubung,” jelasnya.
Dengan kata lain, bukan tentang seberapa sering suami dan istri bertemu, tetapi seberapa dalam mereka terhubung secara emosional. Jika suami terbuka dan aktif melibatkan istri dalam keseharian, sekecil apapun bentuknya, maka rasa cemas atau curiga itu akan pelan-pelan sirna dengan sendirinya.
Jangan Langsung Menuduh, Tapi Bangun Kepercayaan
Dalam menghadapi isu seperti ini, kunci utama bukanlah pengawasan atau kecurigaan, tetapi membangun kepercayaan. Istri tidak harus selalu ada di kantor suami untuk bisa merasa dekat, dan suami juga tidak harus menyembunyikan kedekatan profesionalnya dengan rekan kerja perempuan jika memang tidak ada yang perlu disembunyikan.
Pernikahan yang kuat adalah ketika dua orang yang berbeda latar belakang bisa saling mendengarkan, menghargai, dan saling menjaga meski dunia mereka berbeda. Dan di sinilah peran komunikasi, keterbukaan, serta niat untuk saling memahami benar-benar diuji.
Sobat Klikwartaku, yuk bangun rumah tangga yang sehat dari hal-hal kecil. Karena kebahagiaan itu dimulai bukan dari menebak-nebak isi hati pasangan, tapi dari kemauan untuk saling terbuka dan terus belajar menjadi lebih baik.
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage