klikwartaku.com
Beranda Nasional HIV/AIDS Kalangan Remaja di Madiun Meningkat, Penyebabnya LGBT dan Pergaulan Bebas

HIV/AIDS Kalangan Remaja di Madiun Meningkat, Penyebabnya LGBT dan Pergaulan Bebas

Ilustrasi HIV/Aids/Pixabaya

KLIKWARTAKU – Lonjakan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Madiun dalam lima bulan terakhir memicu kekhawatiran. Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun mencatat 59 kasus baru sejak Januari hingga Mei 2025. Sebagian besar penderita juga terinfeksi penyakit menular seksual (PMS) lain, seperti sifilis atau raja singa.

Koordinator Pencegahan Penyakit Menular Dinkes Madiun, Agung Dodik Pujianto, mengatakan infeksi HIV kerap terdeteksi setelah pasien terlebih dahulu mengalami PMS. Ia menyebut praktik seks bebas dan prostitusi ilegal sebagai faktor utama penyebaran virus.

“Sering kali infeksi HIV bermula dari sifilis. Ini juga kami temukan dalam razia di kawasan Caruban,” ujarnya.

Menurut Agung, meningkatnya kasus infeksi ganda menunjukkan minimnya pemahaman masyarakat tentang seks aman dan rendahnya kesadaran akan pentingnya pemeriksaan kesehatan secara rutin.

Data Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Daerah (KPAD) Kabupaten Madiun mencatat hingga Mei 2025 terdapat 1.435 orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dengan rincian 1.141 orang dengan HIV, 294 telah masuk fase AIDS, 762 masih menjalani pengobatan, dan 673 orang dilaporkan meninggal dunia.

Pengelola Program dan Keuangan KPAD, Lenny Dwi Ambarsari, menyebut kasus tertinggi terjadi pada usia produktif.

“Kelompok usia 31–45 tahun menyumbang 42,2 persen kasus atau sekitar 608 orang, disusul usia 41–60 tahun dengan 32,3 persen,” jelasnya.

Tren mengkhawatirkan juga terjadi pada kelompok usia 16–30 tahun, yang mencakup pelajar dan mahasiswa. Mereka menyumbang 22,6 persen dari total kasus atau sekitar 324 orang.

Lenny menjelaskan bahwa pergaulan bebas, prostitusi, dan meningkatnya praktik Lelaki Suka Lelaki (LSL)—bagian dari spektrum hubungan sesama jenis (LGBT)—menjadi penyebab utama penularan pada kelompok ini.

“Remaja rentan tertular karena banyak yang berhubungan tanpa kondom dan berganti pasangan,” ujarnya.

Sementara itu, anak-anak usia 0–15 tahun menyumbang 2,6 persen kasus, umumnya tertular dari orang tua mereka.

Pemerintah daerah melalui Dinkes dan KPAD terus mendorong edukasi seks sehat, penggunaan kondom, serta tes HIV sukarela untuk mencegah penularan lebih luas.

Masyarakat juga diimbau untuk tidak memberikan stigma terhadap ODHA agar mereka bisa mendapatkan pengobatan dan pendampingan secara maksimal.

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan