Hingga 80 Tahun Merdeka, Baru Dua Pahlawan Nasional di Kalbar
Sampai saat ini PahNas KalBar baru dua orang yaitu Raden Abdulkadir gelar Raden Temenggung Setia Pahlawan (dari Melawi) dan dr Raden Rubini.
Abdulkadir memimpin perlawanan di daerah Melawi sekarang di pertengahan abad XIX silam. Secara heroik menentang penjajahan dan penindasan terutama menolak “korte verklaring” atau ikatan keterkurungan penguasaan segala hal oleh kolonial Belanda.
Dia sejatinya berdarah Jawa Solo, namun sejak kanak-kanak sudah bersama orangtuanya berada di Melawi dan berjuang secara bersenjata di sana.
Dalam tawanan kolonial Belanda akibat perlawanan sengitnya, Raden Abdulkadiw wafat dalam usia larut senja.
Adapun dr Rubini, seorang pejuang kemasyarakatan dan dokter media yang sembari melakukan praktis juga menggelorakan semangat masyarakat untuk bangkit menentang fasis militer Jepang.
Sebagai tokoh nonkooperatif atau menolak kerjasama dengan Dai Nippon Jepang, bersama para tokoh dan pemuka masyarakat lainnya, tahun 1944 yang diyakini pada 28 Juni saat pembantaian besar-besaran, dr Rubini bersama istrinya Amalia Rubini, gugur sebagai kusuma bangsa.
Selain memiliki 2 pahlawan nasional, Kalbar juga punya 11 Perintis Kemerdekaan yang sudah disah dan tetapkan oleh Presiden RI dalam tahun 1964 dan 1970.
Ke-11 tokoh ini, di mana 10 di antaranya diasingkan ke Boven Digul Papua antara tahun 1927-1939 dan belakangan disebut sebagai Digulis.
Adapun 11 tokoh perintis kemerdekaan Kalbar ini masing-masing Ya’ M Sabran (tidak dibuang ke Boven Digul), dan 10 Digulis adalah Gusti Sulung Lelanang, Gusti Situt Mahmud, Gusti Johan Idris, Gusti Hamzah, Ahmad Sood, Ahmad Marzuki, Mohamad Sohor, Mohamad Hambal, Jeranding A Rahman dan HM Rais HA Rahman.
Untuk mengenang 11 tokoh perintis kemerdekaan Indonesia di Kalimantan Barat, pemerintah Propinsi Kalimantan Barat dalam tahun 1981-1987 membangun tugu Perintis Kemerdekaan atau kerap disebut tugu bambu runcing dan belakangnya dinamakan Tugu Digulis.
Usul pembangunan tugu ini berasal dari dua orang tokoh Kalbar di tahun 1970, yaitu HRM Susilo Suwignyo (mantan Digulis 1926-1939) dan Ya’ Syarif Umar.
Ya’ Syarif Umar ketika itu anggota MPRS RI (1960-1972) dan terakhir DPRD Kalbar (1971-1977-1982)
Selain punya dua pahlawan nasional dan sebelas perintis kemerdekaan Indonesia, sampai saat ini Kalimantan Barat juga memiliki empat Mahaputra Nararya yang dianugerahkan Presiden Republik Indonesia.
Keempat penyandang predikat Mahaputra Nararya Republik Indonesia dari Kalimantan Barat masing-masing Gusti Abdurani Pangeran Natakusuma, Rahadi Osman, Bardan Nadi Sutrisno, Alianyang, dan dr Mas Soedarso.
Tulisan Opini dari Syafaruddin Daeng Usman
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage