Harta Warisan Mike Lynch dan Mitra Bisnis Dinyatakan Wajib Bayar £700 Juta ke Hewlett Packard
KLIKWARTAKU — Harta warisan mendiang taipan teknologi Mike Lynch dan mantan mitra bisnisnya, Sushovan Hussain, dinyatakan bertanggung jawab untuk membayar ganti rugi sebesar £700 juta kepada raksasa teknologi Hewlett Packard Enterprise (HPE). Putusan ini diumumkan oleh Pengadilan Tinggi Inggris pada Selasa 22 Juli 2025.
Kasus ini bermula dari akuisisi perusahaan perangkat lunak Autonomy oleh HPE pada tahun 2011 senilai $11,1 miliar (setara £7,1 miliar). Namun, HPE kemudian menuduh bahwa Lynch dan Hussain telah memanipulasi laporan keuangan Autonomy, sehingga menyebabkan nilai perusahaan tampak lebih tinggi dari kondisi sebenarnya.
Kerugian Setelah Akuisisi
Setahun setelah pembelian, HPE menulis kerugian senilai $8,8 miliar akibat ditemukannya ketidakwajaran serius dalam laporan keuangan Autonomy. Dalam pernyataannya, HPE menyebut bahwa mereka telah membayar jauh lebih mahal dibandingkan nilai riil Autonomy saat itu.
Meski Lynch dan Hussain membantah tuduhan tersebut, Pengadilan memutuskan bahwa HPE “berhasil secara substansial” dalam gugatannya. Namun, nominal ganti rugi akhir yang akan diterima HPE diperkirakan lebih kecil dari klaim awal sebesar $5 miliar.
Hakim Puji Lynch, Meski Menangkan HPE
Putusan sempat tertunda akibat kematian tragis Mike Lynch pada Agustus tahun lalu, saat yacht pribadinya tenggelam di lepas pantai Sisilia akibat badai. Dalam kecelakaan tersebut, Lynch dan putrinya yang berusia remaja, Hannah, turut menjadi korban bersama lima orang lainnya.
Dalam pertimbangannya, hakim mengungkapkan “kesedihan dan simpati yang mendalam” atas tragedi tersebut, bahkan menyatakan kekagumannya terhadap Lynch, meskipun putusan akhirnya tidak berpihak padanya.
Reaksi dan Lanjutan Sidang
Perwakilan HPE menyatakan puas atas keputusan tersebut dan siap melanjutkan ke sidang berikutnya untuk menentukan jumlah kompensasi final. Lynch semasa hidupnya menyebut tuntutan HPE sebesar $5 miliar sebagai “klaim yang terlalu dilebih-lebihkan”, dan menuding HPE telah “menghancurkan Autonomy” setelah akuisisi.
Kasus ini menjadi sorotan internasional karena melibatkan salah satu akuisisi teknologi terbesar di Inggris serta figur penting dalam dunia startup dan teknologi.***
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage