klikwartaku.com
Beranda Ekonomi Harga Minyak Naik Diam-Diam, Pasar Waspadai Ledakan Geopolitik Baru

Harga Minyak Naik Diam-Diam, Pasar Waspadai Ledakan Geopolitik Baru

Ilustrasi pekerja tambang minyak.

 

KLIK WARTAKU – Harga minyak dunia mencatat kenaikan tipis namun signifikan pada Kamis, 26 Juni 2025, di tengah sinyal pengetatan pasokan global dan ketenangan sementara di kawasan konflik.

Meski tak melonjak tajam, pasar menyadari bahwa ketenangan ini bisa berubah menjadi badai dalam sekejap.

Harga minyak mentah Brent diperdagangkan di kisaran US$68 per barel, naik sekitar 0,3% dibanding hari sebelumnya. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) turut menguat ke level US$65,3 per barel.

Kenaikan ini terjadi setelah data menunjukkan penarikan besar-besaran stok minyak mentah di Amerika Serikat, sebesar 5,8 juta barel, jauh di atas ekspektasi analis.

Penurunan stok ini dinilai mencerminkan tingginya permintaan bahan bakar di tengah musim libur musim panas, terutama dari sektor transportasi dan industri.

Di sisi lain, investor juga menaruh perhatian pada perkembangan geopolitik di Timur Tengah. Gencatan senjata yang rapuh antara Iran dan Israel masih bertahan, setidaknya untuk saat ini, meredam kekhawatiran pasar terhadap gangguan pasokan di kawasan Teluk.

Namun, ketenangan ini bukan jaminan. Beberapa analis menyebut situasi justru menyerupai ‘mata badai’, sunyi sesaat sebelum kekacauan.

Ancaman penutupan Selat Hormuz, jalur ekspor utama minyak dunia, masih membayangi, dan setiap insiden baru bisa memicu lonjakan harga secara drastis.

Lembaga keuangan global seperti Goldman Sachs dan JPMorgan pun mulai melempar skenario terburuk.

Goldman memperkirakan harga Brent bisa menembus US$100 per barel jika terjadi gangguan serius di Hormuz. Sementara JPMorgan menyebut potensi lonjakan 75% dalam waktu singkat bila konflik kembali memanas.

Meski pasar saat ini lebih tenang, investor mulai merapatkan posisi. Fokus jangka pendek akan tertuju pada data pasokan dan permintaan energi, serta pertemuan OPEC+ berikutnya yang bisa memberi sinyal arah kebijakan produksi.

Di sisi makro, pasar juga menanti keputusan suku bunga AS, yang bisa memengaruhi nilai dolar dan daya beli energi global.

Untuk saat ini, minyak bergerak dalam fase konsolidasi dengan bias naik. Tapi tak ada yang benar-benar merasa aman. Pasar sedang menarik napas dalam, sambil bersiap menghadapi apa pun yang bisa meletus dari bawah permukaan.

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan