klikwartaku.com
Beranda Internasional Hamas Tolak Letakkan Senjata Sebelum Negara Palestina Berdaulat Didirikan

Hamas Tolak Letakkan Senjata Sebelum Negara Palestina Berdaulat Didirikan

Hamas menegaskan tidak akan melucuti senjata sebelum negara Palestina yang merdeka dan berdaulat dengan Yerusalem sebagai ibu kota terbentuk. Foto: Tangkapan layer YouTube CNN-News18

KLIKWARTAKU — Para pejuang Palestina, Hamas, menegaskan bahwa mereka tidak akan melucuti senjata kecuali jika terbentuk sebuah negara Palestina yang merdeka dan berdaulat dengan Yerusalem sebagai ibu kota. Pernyataan ini muncul sebagai tanggapan atas salah satu syarat utama dari Israel dalam perundingan gencatan senjata di Gaza.

Pernyataan tegas tersebut disampaikan menyusul pernyataan yang dikaitkan dengan Utusan Timur Tengah Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, yang menyebut bahwa Hamas disebut-sebut bersedia meletakkan senjata. Hamas dengan cepat membantah klaim tersebut.

Israel selama ini menyatakan bahwa perlucutan senjata Hamas adalah syarat utama untuk menghentikan konflik. Namun, perundingan tidak langsung antara kedua belah pihak kembali mengalami kebuntuan pekan lalu.

Di tengah tekanan dari beberapa negara Arab agar Hamas menyerahkan kendali Gaza, beberapa negara Barat seperti Prancis dan Kanada telah mengumumkan niat mereka untuk mengakui negara Palestina. Inggris bahkan menyatakan akan mengakui Palestina jika Israel tidak memenuhi sejumlah syarat hingga September mendatang.

Dalam pernyataannya, Hamas (yang dikategorikan sebagai kelompok teroris oleh AS, Inggris, dan Uni Eropa) menegaskan hak mereka atas “perlawanan bersenjata” tidak dapat dicabut selama belum ada kemerdekaan penuh bagi Palestina.

Di sisi lain, militer Israel (IDF) menegaskan tidak akan menghentikan operasi militer di Gaza jika para sandera yang ditahan Hamas tidak segera dibebaskan.

Salah satu keluarga sandera, Evyatar David, merilis pernyataan emosional setelah Hamas mengunggah video yang menunjukkan kondisi David yang sangat lemah di dalam terowongan gelap. Mereka menuduh Hamas menggunakan penyiksaan sebagai alat propaganda dan meminta bantuan dari pemerintah Israel dan AS.

Steve Witkoff saat ini sedang melakukan kunjungan ke Israel di tengah sorotan tajam terhadap krisis kemanusiaan di Gaza. Badan PBB memperingatkan adanya kelaparan massal buatan manusia, dan menyalahkan Israel atas pembatasan bantuan masuk ke Gaza. Namun, Israel membantah dan menyatakan tidak ada larangan terhadap distribusi bantuan.

Sabtu lalu, Witkoff bertemu dengan keluarga sandera di Tel Aviv, dan disambut dengan tepuk tangan dan harapan di tengah aksi protes. Dia menegaskan bahwa fokus negosiasi seharusnya pada penyelesaian konflik menyeluruh dan pembebasan seluruh sandera, bukan hanya kesepakatan sebagian.

Witkoff juga sempat menginspeksi lokasi distribusi bantuan di Gaza selatan yang banyak dikritik. Data terbaru dari PBB menyebutkan setidaknya 1.373 warga Palestina tewas saat mencari makanan sejak akhir Mei, sebagian besar di sekitar lokasi distribusi bantuan yang dijaga oleh militer Israel dan didukung AS.

Sejak 7 Oktober 2023 lebih dari 60.000 orang tewas di Gaza, termasuk 169 korban akibat kelaparan, menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas.***

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan