klikwartaku.com
Beranda Internasional Hamas Setuju Usulan Gencatan Senjata Terbaru di Gaza, Israel Belum Beri Respons

Hamas Setuju Usulan Gencatan Senjata Terbaru di Gaza, Israel Belum Beri Respons

Hamas menyatakan setuju dengan proposal gencatan senjata terbaru yang dimediasi Mesir dan Qatar. Kesepakatan ini mencakup pembebasan sandera Israel, namun respons resmi dari PM Netanyahu masih ditunggu. Foto: Tangkapan layer YouTube Reuters

KLIKWARTAKU — Kelompok Hamas menyatakan telah menerima proposal terbaru dari mediator regional terkait gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera. Informasi ini disampaikan sumber internal Hamas pada Senin 18 Agustus 2025.

Proposal tersebut diajukan oleh Mesir dan Qatar, dengan kerangka yang sebelumnya dipresentasikan utusan AS, Steve Witkoff, pada Juni lalu. Rencana itu mencakup pembebasan sekitar separuh dari 50 sandera Israel yang tersisa dalam dua tahap, selama gencatan senjata awal selama 60 hari. Pada periode itu juga akan digelar negosiasi menuju perdamaian permanen.

Meski demikian, belum jelas bagaimana Israel akan merespons. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pekan lalu menegaskan bahwa Israel hanya akan menerima kesepakatan jika semua sandera dibebaskan sekaligus.

Dalam pernyataan video terbaru, Netanyahu tidak langsung menanggapi, namun menyebut Hamas berada “di bawah tekanan besar”.

Situasi di Gaza Semakin Memburuk

Sementara itu, militer Israel terus meningkatkan serangan ke Gaza City. Saksi mata melaporkan tank Israel, didukung artileri dan serangan udara, melakukan penetrasi mengejutkan ke kawasan Sabra dan mengepung sekolah serta klinik PBB yang menampung ratusan pengungsi.

Kabinet Israel dijadwalkan minggu ini membahas rencana untuk menduduki penuh Gaza City, bagian dari ofensif yang diperluas Netanyahu setelah negosiasi sebelumnya gagal.

Tekanan Internasional dan Seruan Perdamaian

Delegasi Hamas yang dipimpin Khalil al-Hayya saat ini berada di Kairo untuk membahas detail usulan terbaru. Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani, juga hadir guna menekan kedua pihak agar segera mencapai kesepakatan.

Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty, menekankan pentingnya segera menghentikan perang demi mengatasi krisis kemanusiaan yang “tak terbayangkan” di Gaza.

Sementara itu, di Tel Aviv, ratusan ribu warga Israel turun ke jalan menuntut pemerintah segera menyepakati kesepakatan demi pembebasan sandera. Keluarga korban khawatir operasi militer Israel justru membahayakan nyawa sandera.

Dari sisi Palestina, warga Gaza juga menyerukan diakhirinya perang. “Saya ingin hidup damai. Tuntutan saya hanya satu: keselamatan untuk anak-anak kami,” ujar seorang perempuan kepada jurnalis lokal.

Krisis Kemanusiaan Parah

Menurut data Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas, lebih dari 62.000 orang tewas sejak perang pecah pada Oktober 2023. Sebagian besar penduduk Gaza telah mengungsi berulang kali, lebih dari 90 persen rumah hancur atau rusak, sementara sistem kesehatan, air, dan sanitasi ambruk total.

Laporan PBB menyebutkan bahwa skenario terburuk kelaparan kini benar-benar terjadi. Dalam 24 jam terakhir, lima orang, termasuk dua anak, meninggal akibat malnutrisi, sehingga total korban gizi buruk sejak awal perang mencapai 263 jiwa.

Meski Hamas sudah menyatakan setuju dengan proposal terbaru, masa depan kesepakatan masih bergantung pada sikap zionis Israel.***

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan