Hamas Bahas Proposal Gencatan Senjata Gaza dengan Kelompok Palestina Lain, Warga Sipil Terus Jadi Korban
KLIKWARTAKU — Kelompok Hamas mengungkapkan mereka tengah berkonsultasi dengan faksi-faksi Palestina lainnya sebelum memberikan tanggapan resmi terhadap proposal gencatan senjata terbaru di Gaza, yang diajukan oleh Amerika Serikat.
Presiden AS, Donald Trump, mengatakan pada Jumat pagi bahwa ia berharap mendapat jawaban dalam 24 jam apakah Hamas akan menerima kesepakatan tersebut.
Trump sebelumnya menyebut bahwa Israel telah menyetujui syarat-syarat utama gencatan senjata selama 60 hari, yang akan dimanfaatkan untuk mencari solusi jangka panjang dalam mengakhiri konflik yang telah berlangsung lebih dari 20 bulan.
Namun di lapangan, serangan udara Israel masih terus mengguncang Gaza.
Tenda Pengungsi Dibom, Anak-anak Jadi Korban
Dalam serangan semalam, sedikitnya 15 warga Palestina tewas setelah dua tenda pengungsi di wilayah Khan Younis dihantam bom, menurut laporan Rumah Sakit Nasser setempat.
Di antara korban tewas adalah Mahmoud al-Farr, saudara laki-laki dari Mayar al-Farr, seorang anak perempuan berusia 13 tahun.
“Gencatan senjata akan datang, tapi aku sudah kehilangan saudaraku? Seharusnya ada gencatan senjata sejak lama, sebelum ini terjadi,” ujar Mayar dengan suara bergetar saat pemakaman saudara tercintanya.
Sementara itu, Adlar Mouamar, paman dari korban lain bernama Ashraf, menyampaikan kesedihan mendalam. “Hati kami hancur… Kami hanya ingin pertumpahan darah ini dihentikan. Kami ingin perang ini berakhir.”
Israel Klaim Terus Hancurkan Infrastruktur Hamas
Militer Israel belum mengomentari secara langsung serangan semalam yang menewaskan warga sipil. Namun dalam pernyataan terpisah, mereka menyebut pasukan masih beroperasi untuk melumpuhkan kemampuan militer Hamas.
Harapan Akan Gencatan Senjata
Proposal yang tengah dibahas mencakup penghentian sementara pertempuran, pertukaran sandera, dan peningkatan bantuan kemanusiaan. Namun belum ada jaminan kapan atau apakah kesepakatan itu benar-benar akan terlaksana.
Sementara proses diplomatik terus berjalan, suara jeritan dan tangis para korban di Gaza kembali menjadi pengingat pahit bahwa waktu terus berjalan dan setiap detik berarti nyawa.
Gencatan senjata mungkin akan tercapai, tapi bagi banyak keluarga Palestina, sudah terlalu banyak yang hilang. Kini dunia menanti: akankah para pemimpin menghentikan perang ini sebelum lebih banyak nyawa tak berdosa melayang?***
Kunjungi Medsos Klikwartaku.com
Klik di sini