Hacker Ancam Sebar Data Ribuan Anak PAUD di Inggris
KLIKWARTAKU — Kelompok peretas yang menamakan diri Radiant membobol sistem data jaringan taman kanak-kanak dan penitipan anak Kido di Inggris, mencuri ribuan foto serta informasi pribadi anak-anak dan keluarga mereka. Para hacker kini mengancam akan mempublikasikan lebih banyak data jika tuntutan tebusan tidak dipenuhi.
Dalam dua hari terakhir, para peretas telah merilis profil 20 anak secara online, termasuk foto, tanggal lahir, tempat lahir, informasi keluarga, hingga kontak orang tua. Selain itu, data pribadi puluhan karyawan Kido, seperti alamat rumah, nomor asuransi nasional, dan nomor telepon juga ikut bocor.
Kasus ini tengah ditangani Kepolisian Metropolitan London dengan dukungan pihak berwenang setempat. Mantan kepala National Cyber Security Centre, Ciaran Martin, mengecam aksi tersebut sebagai “benar-benar keji” namun menegaskan risiko fisik terhadap anak-anak sangat rendah.
Kido menjelaskan kebocoran terjadi akibat akses ilegal terhadap layanan perangkat lunak Famly, yang banyak digunakan lembaga pendidikan anak usia dini di Inggris. Namun, pihak Famly membantah sistem mereka diretas, menegaskan bahwa serangan hanya menargetkan Kido dan tidak berdampak pada pengguna lain.
“Ini serangan biadab yang mengeksploitasi data anak-anak demi uang,” ujar CEO Famly, Anders Laustsen.
Sejumlah orang tua mengaku mendapat panggilan telepon langsung dari peretas yang mengancam akan menyebarkan data anak mereka jika Kido tidak membayar tebusan. Salah satu ibu menyebut panggilan itu “sangat mengancam”, sementara orang tua lain menyebut ancaman publikasi data di dark web membuat mereka panik.
Polisi mengingatkan agar tidak membayar uang tebusan karena justru memperkuat ekosistem kejahatan siber. Radiant sendiri mengaku kepada BBC bahwa motivasi mereka murni uang. “Kami sadar ini kriminal. Bukan pertama kali, dan tidak akan terakhir kali,” ujar mereka sebelum menutup akun komunikasi.
Kasus ini kembali menyoroti rapuhnya perlindungan data digital, terutama yang menyangkut anak-anak. Pakar keamanan siber menyerukan agar lembaga pendidikan lebih memperketat sistem keamanan demi melindungi data kelompok paling rentan di era digital.***
Kunjungi Medsos Klikwartaku.com
Klik di sini