Gaya Hidup Sadar Jadi Kunci Kesehatan Mental 2025
KLIKWARTAKU – Di tengah hiruk pikuk dunia digital dan tekanan hidup yang makin kompleks, tren gaya hidup baru muncul sebagai penyelamat: mindfulness.
Bukan cuma meditasi duduk bersila di atas matras, mindfulness kini menjelma jadi gaya hidup sadar yang meresap ke banyak aspek keseharian dari cara makan, bekerja, hingga berinteraksi dengan orang lain. Tahun 2025 menjadi titik balik, di mana mindfulness tak lagi dianggap sebagai aktivitas “alternatif”, tapi justru menjadi kebutuhan.
Dari Tren ke Kebutuhan
“Awalnya saya pikir mindfulness cuma soal meditasi 10 menit pakai aplikasi. Tapi ternyata lebih dari itu,” ujar Reza (28), seorang graphic designer freelance di Jakarta yang baru satu tahun mempraktikkan gaya hidup ini.
Menurutnya, perubahan besar terjadi saat ia mulai menerapkan mindful eating, alias makan dengan sadar tanpa distraksi gadget. “Rasanya kayak baru pertama kali benar-benar ngerasain rasa makanan,” tambahnya sambil tertawa.
Fenomena ini juga diamini oleh psikolog klinis Dr. Fania Marissa. Ia menyebut bahwa meningkatnya kesadaran akan kesehatan mental membuat masyarakat lebih terbuka terhadap praktik-praktik non-farmakologis seperti mindfulness.
“Stres di kota besar, burnout kerja, bahkan gangguan tidur—banyak yang bisa diredakan dengan pendekatan hidup yang lebih sadar,” jelas Fania saat dihubungi kumparan.
Tidak Perlu Ke Gunung untuk Sadar
Salah satu kekeliruan umum soal mindfulness adalah anggapan bahwa orang harus pergi ke tempat sunyi, jauh dari dunia, untuk bisa connect dengan dirinya sendiri. Padahal, mindfulness bisa dimulai dari hal paling sederhana: menarik napas dalam, menyadari detak jantung, atau mengamati sensasi tubuh saat berjalan.
“Mindfulness adalah tentang hadir sepenuhnya di momen ini. Bahkan saat kamu menyeduh kopi, kamu bisa mempraktikkannya,” tutur Feby Arifin, instruktur yoga sekaligus pelatih mindfulness bersertifikat.
Tahun 2025 ini, makin banyak kalangan milenial dan Gen Z yang mulai mengadopsi prinsip mindful lifestyle. Tak heran, di media sosial mulai ramai tagar seperti #MindfulMorning, #HidupSadar, dan #PauseNotQuit yang jadi ruang berbagi cerita dan pengalaman.
Perubahan di Tempat Kerja dan Sekolah
Menariknya, tren ini tidak hanya tumbuh di lingkup pribadi. Beberapa perusahaan startup di Jakarta dan Bandung mulai memasukkan sesi mindfulness sebagai bagian dari aktivitas harian kerja, seperti breathing break di tengah rapat Zoom atau mindful journaling setiap Jumat sore.
Beberapa sekolah swasta pun mulai melibatkan anak-anak dalam praktik sederhana seperti silent time atau menulis gratitude journal sebagai bagian dari pelajaran karakter.
“Ini bukan soal mistis atau spiritualitas tertentu, tapi tentang melatih perhatian dan empati. Dan itu sangat dibutuhkan di zaman serba cepat seperti sekarang,” jelas Fania.
Menuju Generasi Sadar Diri
Dengan semakin banyak orang yang terhubung dengan dirinya secara utuh, harapan akan masyarakat yang lebih sehat secara mental pun muncul.
“Gaya hidup sadar membuat saya lebih tenang, lebih bisa mendengar, dan lebih menghargai hal kecil,” kata Reza, menutup obrolan dengan senyum.
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage