Fitur Penyaring Tinggi Badan di Aplikasi Kencan Tinder Tuai Pro-Kontra
KLIKWARTAKU – Joe memiliki tinggi badan 167 cm sedikit lebih pendek dari rata-rata pria Amerika. Namun, ketika Ashley menemukan profil Joe di aplikasi kencan Tinder tahun lalu, hal terakhir yang ada di pikirannya adalah soal tinggi badan Joe. “Kami membicarakan hobi dan hal-hal yang kami sukai,” kata Ashley. “Bukan hal-hal yang dangkal.”
Namun awal pekan ini, berita bahwa Tinder sedang menguji fitur baru yang memungkinkan pengguna premium untuk menyaring pasangan potensial berdasarkan tinggi badan memicu berbagai reaksi dari para pengguna.
Sementara beberapa orang seperti Ashley khawatir fitur ini bisa menghambat hubungan yang potensial, yang lain justru berpendapat bahwa ini bisa membantu pria bertubuh lebih pendek menemukan pasangan yang benar-benar tertarik.
Uji coba fitur ini masih terbatas di beberapa wilayah dunia (tidak termasuk Inggris) dan hanya tersedia bagi pengguna yang berlangganan dua paket premium tertinggi Tinder. Tinder belum mengungkapkan negara mana saja yang menjadi lokasi uji coba.
Fitur ini tidak serta-merta menyaring pengguna berdasarkan tinggi badan, melainkan menyesuaikan algoritma pencocokan berdasarkan preferensi yang dinyatakan pengguna. Namun di media sosial, tanggapan atas peluncurannya beragam dari yang lucu hingga yang marah.
“Tinder seperti menyatakan perang terhadap para pria pendek,” tulis salah satu pengguna media sosial. Yang lain bercanda ingin memakai fitur ini untuk “menyaring semua pria yang lebih tinggi dari 175 cm.” Ada juga yang berkata: “Aku tidak peduli apa kata Tinder – pria pendek itu keren.”
Ashley, yang berasal dari Wisconsin, mengakui bahwa tinggi badan bisa jadi faktor penting bagi sebagian orang, tetapi itu bukan masalah baginya. “Aku sering dengar orang bilang, ‘Aku tidak bisa pakai sepatu hak tinggi karena pasanganku lebih pendek’ tapi itu tidak pernah jadi masalah buatku,” kata perempuan 24 tahun itu.
Baginya, Joe adalah orang yang luar biasa, dan “tidak akan ada bedanya apakah dia setinggi 183 cm atau 152 cm.” Ashley yakin bahwa fitur penyaring tinggi badan bisa saja menghalangi mereka bertemu di Tinder. Ia juga mengingatkan, mungkin banyak orang lain yang kehilangan kesempatan serupa karena terlalu fokus pada preferensi fisik.
Joe sendiri merasa fitur baru ini justru bisa mempersulit pria bertubuh pendek dalam berkencan. “Kalau kamu membatasi dirimu hanya pada hal-hal fisik, kamu mengurangi peluang menemukan pasangan sejati,” kata pria 27 tahun itu. “Tinggi badan seharusnya tidak jadi masalah ketika kamu mencari cinta sejati.”
Menurut dia, pengalamannya sendiri tidak terlalu buruk karena para pasangan kencannya lebih menilai kepribadiannya ketimbang fisiknya. Namun ia khawatir fitur tersebut bisa merugikan pria pendek lain dalam mencari hubungan yang bermakna.
Sebenarnya, Tinder bukan aplikasi kencan pertama yang menerapkan penyaring seperti ini. Aplikasi Hinge, misalnya, telah lebih dulu menyediakan filter tinggi badan bagi pengguna berbayar. Filter lain yang tersedia di berbagai aplikasi mencakup latar pendidikan, agama, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, hingga penggunaan narkoba.
Bumble bahkan memungkinkan pengguna premium untuk menghindari pasangan dengan zodiak tertentu, dan Grindr punya filter berdasarkan bentuk tubuh. Namun karena Tinder adalah aplikasi kencan terbesar di dunia, langkah ini tetap menimbulkan perbincangan luas, termasuk di Inggris.
Matt Heal, pria asal Manchester dengan tinggi badan 175 cm, mengaku mulai apatis dengan dunia kencan daring. Meski tinggi badannya termasuk rata-rata untuk pria Inggris, Matt merasa beberapa wanita tetap lebih memilih pria tinggi, dan itu membuatnya kesulitan.
“Sebagai seseorang yang tidak terlalu tinggi dan juga tidak kaya, aku merasa cukup mati rasa dengan dunia kencan daring,” kata pria 28 tahun itu. Meski begitu, Matt memahami bahwa Tinder berusaha meningkatkan algoritma pencocokan.
“Orang punya preferensi masing-masing,” ujarnya, “dan fitur seperti ini membantu mereka menemukan pasangan yang sesuai tanpa harus menyaring satu per satu.” Namun, ia juga menambahkan bahwa orang tidak seharusnya terlalu kaku dengan preferensinya.
“Kalau kamu suka pria dengan tinggi 183 cm, apakah kamu benar-benar akan menolak seseorang yang 180 cm kalau dia menarik dan punya minat yang sama?”
Matt merasa pendekatan offline masih lebih fleksibel, seperti lewat teman atau pertemuan langsung. Tapi bagi Beth McColl (31), penulis dan podcaster asal London, fitur ini justru bisa memberi rasa aman bagi pria bertubuh pendek. “Ini bisa membantu pria menghindari wanita yang hanya ingin kencan dengan pria tinggi,” katanya.
Namun Beth ragu apakah wanita benar-benar akan menggunakan fitur ini secara luas. “Biasanya bukan tinggi badan pria yang jadi masalah, tapi kalau pria itu sendiri merasa rendah diri karena tinggi badannya, itu yang jadi masalah.”
Menurut Beth, masalah sesungguhnya bukan pada filter-filter tersebut, tapi pada aplikasi kencan itu sendiri. “Aplikasi membuat kita memperlakukan hubungan seperti memesan dari menu restoran,” katanya. “Tidak ada yang membuat pria lebih tinggi otomatis jadi pasangan yang lebih baik, tapi kita seperti tertipu untuk percaya demikian.”
Apakah fitur ini akan menjadi favorit di kalangan pengguna Tinder? Belum bisa dipastikan. Lara Besbrode, Direktur MatchMaker UK, mengatakan: “Fitur seperti ini hanya mengeksploitasi preferensi umum, beberapa wanita memang menginginkan pasangan yang lebih tinggi. Tapi fitur ini tidak menyentuh masalah utama dari kelelahan dalam dunia kencan daring.”
Namun, katanya lagi, daya tarik seseorang bisa berubah seiring waktu. “Pria setinggi 170 cm yang percaya diri, baik hati, dan punya empati bisa jauh lebih menarik dibandingkan pria 180 cm yang dangkal.”
Tinder sendiri menyatakan bahwa fitur ini merupakan bagian dari usaha untuk menghadirkan pengalaman yang lebih relevan dan bermakna. Seorang juru bicara mengatakan: “Tidak semua uji coba akan jadi fitur permanen, tapi semua tes ini membantu kami memahami apa yang paling berguna bagi pengguna.”
Bagi Ashley dan Joe, momen saling menemukan profil satu sama lain di Tinder menjadi momen penting yang mungkin tak akan terjadi jika ada penyaring tinggi badan. “Orang-orang yang pakai filter tinggi bisa saja melewatkan pasangan ideal mereka hanya karena dia tidak sesuai preferensi tinggi badan,” kata Ashley. Tapi untuk sekarang, hari-hari menggulir profil Tinder sudah berakhir bagi Ashley, hubungannya dengan Joe semakin kuat. “Dia luar biasa,” ujarnya. “Sangat manis.” tutupnya.***
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage