Filipina Kecam Tindakan China Mencoba Kuasai Wilayah Laut China Selatan

KLIKWARTAKU – Menteri Pertahanan Filipina, Gilberto Teodoro Jr, mengecam tindakan China di Laut China Selatan yang dinilai sangat tidak bertanggung jawab dan sembrono. Kecaman itu dia sampaikan dalam forum pertahanan Asia, Shangri-La Dialogue, yang diselenggarakan di Singapura oleh lembaga kajian International Institute for Strategic Studies (IISS).
Hingga kini, China belum memberikan tanggapan resmi terhadap pernyataan Teodoro. Menteri Pertahanan Filipina, Gilberto Teodoro juga menuding China telah sangat tidak bertanggung jawab dan sembrono. Karena mencoba menguasai hampir seluruh wilayah Laut China Selatan, dan menyatakan bahwa dunia tidak boleh mentoleransi hal ini.
Filipina dan China terus berseteru soal klaim wilayah di Laut China Selatan, dengan Filipina kerap melaporkan taktik agresif dan kekerasan dari penjaga pantai China. Maka dari itu, Teodoro juga mendukung pentingnya mempertahankan tatanan internasional. Dia mengatakan bahwa banyak menteri pertahanan sepakat bahwa Eropa dan AS harus tetap memimpin dalam hal ini.
“Itulah seruan dari Filipina, juga dari Lithuania, Latvia, dan negara-negara kecil lainnya yang menjunjung tinggi kebebasan dan martabat manusia,” jelasnya seraya menambahkan “Kami ingin hidup bebas, tanpa ada negara besar yang mengawasi dari balik bayang-bayang atau membuat kami takut untuk berbicara,” ujarnya, merujuk pada pengaruh China.
Pada hari Sabtu sebelumnya, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth memperingatkan akan ancaman dari China terhadap Taiwan, dan menuduh Beijing berusaha menjadi kekuatan hegemonik di Kawasan Asia.
China merespons keras pernyataan Hegseth dengan dua pernyataan resmi, termasuk satu yang diunggah di situs Kementerian Luar Negeri China pada Minggu pagi. Dalam pernyataan tersebut, China menyebut Hegseth memfitnah China dengan tuduhan tidak berdasar dan secara keliru menyebut China sebagai ‘ancaman’.
“Tidak ada negara di dunia yang lebih pantas disebut kekuatan hegemonik selain AS sendiri, yang juga menjadi faktor utama pengganggu perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia-Pasifik,” bunyi pernyataan itu.
Sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron juga sempat menyampaikan bahwa Eropa harus menjadi sekutu baru bagi Asia. Namun, perbandingannya antara membela Taiwan dengan membela Ukraina dikritik keras oleh Beijing sebagai tidak dapat diterima, dengan menyatakan bahwa isu Taiwan sepenuhnya merupakan urusan dalam negeri China.
China mengklaim Taiwan, sebuah pulau dengan pemerintahan sendiri, sebagai bagian dari wilayahnya dan tidak menutup kemungkinan penggunaan kekuatan untuk melakukan penyatuan kembali.***
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage