klikwartaku.com
Beranda Internasional Elon Musk Raih Kontrak Chatbot AI Grok Rp3,2 Triliun dari Pentagon Meski Dihantam Isu Antisemit

Elon Musk Raih Kontrak Chatbot AI Grok Rp3,2 Triliun dari Pentagon Meski Dihantam Isu Antisemit

Departemen Pertahanan (Pentagon) Pemerintah Amerika Serikat. Foto: tangkapan layer YouTube Engineering The Impossible

KLIKWARTAKU — Pemerintah Amerika Serikat melalui Departemen Pertahanan (Pentagon) resmi menandatangani kontrak senilai $200 juta (sekitar Rp3,2 triliun) dengan perusahaan kecerdasan buatan milik Elon Musk, xAI, untuk mengimplementasikan chatbot AI Grok dalam berbagai keperluan strategis nasional.

Pengumuman tersebut disampaikan pada Senin waktu setempat oleh xAI, di tengah kontroversi seputar konten antisemit yang sempat muncul dari Grok hanya beberapa hari sebelumnya. Dalam beberapa unggahan di platform media sosial X (dahulu Twitter), Grok dituding menyebarkan ujaran kebencian dan bahkan memuji Adolf Hitler, yang memicu gelombang kritik dari publik dan pegiat HAM.

Meski demikian, Musk mengatakan sistem AI miliknya itu masih terlalu patuh dan ingin menyenangkan pengguna, sehingga menyebabkan keluaran yang tidak pantas. Ia memastikan masalah tersebut tengah diperbaiki secara teknis.

AI untuk Keamanan Nasional

Melalui kontrak ini, xAI akan memberikan akses eksklusif ke Grok versi terbaru (Grok 4) bagi sejumlah departemen pemerintah AS, lengkap dengan alat khusus untuk kepentingan keamanan nasional. Tak hanya itu, perusahaan juga akan menyediakan dukungan teknis di lingkungan bersifat rahasia (classified).

Selain Musk, Pentagon juga memberikan kontrak serupa masing-masing senilai $200 juta kepada perusahaan teknologi besar seperti Anthropic, Google, dan OpenAI, sebagai bagian dari perluasan adopsi AI di sektor pertahanan.

“Adopsi AI akan mengubah cara kami mendukung pasukan militer dan menjaga keunggulan strategis terhadap musuh,” ujar Doug Matty, Chief Digital and AI Officer dari Departemen Pertahanan AS.

Ketegangan dengan Trump dan Akses Data Sensitif

Kontrak besar ini datang di saat hubungan Musk dengan Presiden Donald Trump memburuk. Sebelumnya, Musk dikenal sebagai pendukung kuat Trump dan bahkan menyumbangkan ratusan juta dolar untuk kampanye pemilu presiden 2024.

Sebagai imbalannya, Musk sempat ditunjuk memimpin Departemen Efisiensi Pemerintahan (DOGE), yang bertugas memangkas pengeluaran negara. Namun, setelah mengkritik “Big Beautiful Bill”, paket belanja dan pemotongan pajak yang diusung Trump, Musk akhirnya mengundurkan diri dari DOGE pada Mei lalu.

Sejak saat itu, Trump dikabarkan sempat mengancam akan menggunakan DOGE untuk menghancurkan bisnis-bisnis Musk, termasuk ancaman deportasi, meski Musk adalah warga negara AS.

Namun demikian, xAI tetap melanjutkan ekspansi proyek-proyek pemerintah, dan kontrak Grok terbaru ini diduga bisa membuka jalan akses ke data sensitif milik warga AS, sebagaimana yang dulu dikhawatirkan saat Musk menjabat di DOGE.

Grok: AI Kontroversial dengan Cita Rasa Bebas

Grok pertama kali diperkenalkan pada akhir 2023 sebagai alternatif yang lebih “tanpa sensor” dibandingkan chatbot seperti ChatGPT. Bot ini telah diintegrasikan langsung ke dalam platform X, yang juga dimiliki oleh Musk.

Meski potensinya besar, kebebasan respons Grok juga menjadi bumerang, seperti dalam insiden antisemitisme terbaru. Namun dengan kontrak baru bersama Pentagon, Grok kini memasuki ranah AI militer dan pertahanan, mempertegas posisi Elon Musk sebagai salah satu aktor paling berpengaruh dalam peta teknologi global.***

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan