klikwartaku.com
Beranda Internasional Elon Musk Kecam RUU Pajak Trump: “Menjijikkan dan Aib Nasional”

Elon Musk Kecam RUU Pajak Trump: “Menjijikkan dan Aib Nasional”

Ilustrasi kebijakan pajak Trump

KLIKWARTAKU – Miliarder teknologi Elon Musk secara terbuka mengecam rancangan undang-undang pajak dan belanja andalan Presiden Donald Trump, dengan menyebutnya sebagai “aib yang menjijikkan”. Kecaman ini menandai keretakan yang semakin dalam antara dua sekutu politik tersebut.

RUU anggaran ini, mencakup pemotongan pajak bernilai triliunan dolar, peningkatan belanja pertahanan, dan pelonggaran batas utang pemerintah AS. RUU disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat bulan lalu. RUU ini menjadi pilar utama agenda Trump untuk masa jabatan keduanya. “Memalukan bagi siapa pun yang memilih mendukungnya,” tulis Musk dalam sebuah unggahan di platform X.

Komentar pedas ini muncul hanya beberapa hari setelah Musk mundur dari pemerintahan secara tiba-tiba pada 31 Mei, setelah 129 hari menjabat sebagai penasihat efisiensi anggaran melalui timnya yang dijuluki “Doge”. Sebelumnya, Musk hanya menyebut RUU tersebut “mengecewakan”. Namun ini adalah kritik publik pertamanya sejak keluar dari lingkaran pemerintahan. Sedangkan Trump sendiri menanggapi pengunduran diri Musk dengan mengatakan bahwa ia akan tetap bersama kami dan terus membantu.

Dalam bentuknya saat ini, RUU yang disebut Trump sebagai “big beautiful bill” diperkirakan akan menambah defisit anggaran hingga $600 miliar (sekitar Rp9.600 triliun) pada tahun fiskal berikutnya. Musk memperingatkan bahwa belanja penuh proyek tak berguna dalam RUU ini akan secara drastis menambah defisit menjadi $2,5 triliun dan membebani rakyat Amerika dengan utang yang tak tertanggungkan.

Dalam politik AS, istilah “pork” merujuk pada alokasi dana untuk proyek-proyek lokal demi menguntungkan politisi tertentu. Musk, yang sebelumnya bersumpah akan mendukung tantangan politik terhadap politisi Republik yang menolak agenda Trump, juga melontarkan peringatan. “Pada November tahun depan, kita singkirkan semua politisi yang mengkhianati rakyat Amerika,” tulisnya.

Ketika ditanya soal kritik Musk, Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt menyatakan bahwa Presiden sudah tahu di mana posisi Elon terkait RUU ini. “Ini adalah satu RUU yang besar dan indah, dan Presiden tetap berkomitmen padanya,” tambah Leavitt.

RUU tersebut juga mencakup perpanjangan pemotongan pajak dari masa jabatan pertama Trump pada 2017, peningkatan anggaran pertahanan, dan pendanaan untuk program deportasi massal imigran ilegal. Namun, kaum konservatif fiskal geram karena RUU ini juga mencabut batas utang negara hingga $4 triliun, yang disebut sebagai bencana fiskal oleh sejumlah anggota Partai Republik.

Senator Rand Paul dari Kentucky menegaskan bahwa ia tidak akan mendukung RUU tersebut jika mencakup kenaikan plafon utang. “Partai Republik akan memikul tanggung jawab penuh atas utang ini jika mereka memilih mendukung RUU tersebut,” katanya.

Trump pun merespons dengan menyerang balik Rand Paul di media sosial, menuduh sang senator “tidak memahami isi RUU” dan menyebut bahwa “rakyat Kentucky tidak tahan dengan dia.”

Di tengah polemik, pemimpin mayoritas Senat dari Partai Republik, John Thune, mengatakan partainya akan tetap melanjutkan pembahasan meskipun ada perbedaan pendapat. “Kami punya agenda yang kami kampanyekan bersama, terutama Presiden,” katanya.

Sementara itu, Ketua DPR dari Partai Republik, Mike Johnson, mengatakan bahwa teman saya Elon sangat keliru. Ia mengaku telah berbicara melalui telepon dengan Musk selama 20 menit, dan mengindikasikan bahwa penghapusan kredit pajak untuk kendaraan listrik dalam RUU itu bisa berdampak pada Tesla, perusahaan milik Musk. “Saya sangat menyesal Elon mengambil langkah ini, padahal kami sudah berdiskusi,” kata Johnson.

Salah satu hal yang membuat Musk kesal adalah kegagalan upayanya agar sistem pengendalian lalu lintas udara FAA dijalankan menggunakan teknologi satelit Starlink miliknya. Proposal itu ditolak karena masalah teknis dan potensi konflik kepentingan. Menariknya, sejumlah anggota Partai Demokrat menyambut kritik Musk meskipun mereka sebelumnya juga kerap mengkritik Musk dan tim Doge-nya.

“Bahkan Elon Musk, yang terlibat dalam proses ini dan dikenal dekat dengan Trump, pun mengatakan RUU ini buruk,” ujar Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer. “Bayangkan betapa buruknya RUU ini,” timpalnya lagi.

Trump dan Partai Republik menargetkan agar RUU tersebut bisa disahkan dan ditandatangani menjadi undang-undang sebelum 4 Juli. Musk diketahui menyumbang lebih dari $250 juta untuk mendukung kampanye Trump pada pemilu November lalu.

Sebagai bentuk kompromi dengan faksi anti-boros di Partai Republik, Trump juga mendorong RUU terpisah yang akan memangkas pengeluaran sebesar $9,4 miliar, berdasarkan rekomendasi dari tim Doge. Pemangkasan itu terutama ditujukan pada bantuan luar negeri, USAID, serta lembaga penyiaran publik NPR dan PBS.***

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan