klikwartaku.com
Beranda Ekonomi Ekspor Sawit Makin Kompetitif, Indonesia Dapat Tarif Impor Terendah se-ASEAN dari AS

Ekspor Sawit Makin Kompetitif, Indonesia Dapat Tarif Impor Terendah se-ASEAN dari AS

Ilustrasi kebun sawit. (Foto dibuat menggunakan Google Gemini)

KLIK WARTAKU – Pemerintah Indonesia berhasil mengamankan kesepakatan dagang strategis dengan Amerika Serikat (AS) yang menurunkan tarif impor produk asal Indonesia dari 32% menjadi 19%.

Penurunan tarif ini menjadikan Indonesia sebagai negara pertama yang mencapai kesepakatan bilateral setelah pernyataan resmi pemerintah AS bulan lalu, dan tercatat sebagai negara dengan tarif terendah di kawasan ASEAN.

Kesepakatan ini merupakan hasil negosiasi tingkat tinggi antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Donald Trump, yang menjadi fondasi baru hubungan dagang kedua negara.

Sebagai tindak lanjut, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menggelar sosialisasi kebijakan kepada pelaku usaha dan asosiasi di Jakarta, Senin (21/07).

“Tarif ini adalah yang terendah dibandingkan negara ASEAN lainnya,” kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. “Vietnam dan Filipina masih di angka 20%, Malaysia 25%, Kamboja 36%, Thailand 36%, sementara India dan Bangladesh masing-masing 27% dan 35%.”

Langkah Strategis untuk Industri Padat Karya

Menurut Airlangga, kesepakatan tarif juga mencakup penyelesaian hambatan non-tarif (non-tariff barriers), membuka jalan bagi kelancaran perdagangan kedua negara.

Penurunan bea masuk ini dinilai strategis untuk menjaga daya saing industri padat karya seperti tekstil, alas kaki, dan produk manufaktur lainnya, yang menyerap hingga 1 juta tenaga kerja.

“Kalau ini tidak terjadi, satu juta orang bisa kehilangan pekerjaan. Kesepakatan ini bukan hanya soal ekspor, ini menyangkut stabilitas sosial dan ekonomi nasional,” tegas Airlangga.

Tanpa Tekanan ke Neraca Dagang

Pembelian produk asal AS seperti gandum, kedelai, dan energi yang menjadi bagian dari kesepakatan disebut tidak akan membebani neraca perdagangan. Pemerintah menyebut pembelian tersebut bersifat substitusi, menggantikan sumber impor dari negara lain.

“Kita tetap menjaga keseimbangan perdagangan. Ini hanya soal pergeseran negara asal impor, bukan menambah volume,” ujar Menko Airlangga.

Selain itu, struktur tarif Indonesia sendiri juga mengarah ke rezim terbuka. Dari total 11.555 pos tarif, sekitar 11,7% sudah dikenakan tarif 0% dan 47,1% dikenakan 5%, mencerminkan keterbukaan pasar domestik terhadap kemitraan dagang strategis.

Dampak Positif pada Minyak Sawit dan Ekspor Lainnya

Kesepakatan juga membuka peluang lebih besar bagi komoditas strategis Indonesia seperti minyak sawit, yang kini semakin diminati pasar AS dan Eropa.

Dengan daya saing tarif yang menguat, potensi ekspor Indonesia diperkirakan akan naik dalam beberapa bulan ke depan.

Pemberlakuan Efektif per 1 Agustus

Melalui joint statement resmi yang akan segera dirilis, AS akan secara formal memberlakukan tarif baru sebesar 19% untuk produk Indonesia, berlaku efektif mulai 1 Agustus 2025.

Negara-negara pesaing seperti Bangladesh, Pakistan, dan Sri Lanka belum mencapai kesepakatan serupa, memberi Indonesia posisi strategis di rantai pasok global.

Hadir dalam sosialisasi kebijakan ini antara lain wakil menteri dari sektor UMKM, perindustrian, energi, investasi, serta perwakilan asosiasi usaha dan BUMN.

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan