Ekspor Korea Selatan Turun Akibat Dampak Tarif Trump

KLIKWARTAKU – Ekspor Korea Selatan turun 1,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya pada bulan Mei, menghentikan tren kenaikan selama tiga bulan berturut-turut. Penurunan terjadi seiring berkurangnya pengiriman barang ke Amerika Serikat secara tajam di tengah kebijakan tarif besar-besaran oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, Industri, dan Energi yang dirilis pada Minggu, 1 Juni 2025, pengiriman ke luar negeri tercatat sebesar US$57,3 miliar bulan lalu, dibandingkan dengan US$58,02 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Impor menyusut 5,3 persen secara tahunan menjadi US$50,3 miliar, menghasilkan surplus perdagangan sebesar US$6,94 miliar.
Pada bulan Mei, ekspor ke Amerika Serikat turun 8,1 persen dari tahun sebelumnya menjadi US$10 miliar. Terutama disebabkan oleh lemahnya ekspor sektor otomotif yang terdampak tarif sebesar 25 persen dari pemerintahan Trump.
Begitu juga ekspor ke China turun 8,4 persen secara tahunan menjadi US$10,4 miliar akibat rendahnya permintaan untuk produk semikonduktor dan petrokimia. Sementara ekspor ke negara-negara ASEAN turun 1,3 persen menjadi US$10 miliar.
Sebaliknya, ekspor ke Uni Eropa justru naik 4 persen menjadi US$6 miliar. Meningkat selama tiga bulan berturut-turut, karena tingginya permintaan untuk mobil dan semikonduktor.
“Kebijakan tarif AS tampaknya berdampak pada ekonomi global dan ekspor Korea Selatan, yang terlihat dari penurunan ekspor Korea Selatan ke dua pasar terbesarnya yakni AS dan China,” ucap Menteri Perindustrian Ahn Duk-geun.
“Secara khusus, penurunan tajam harga minyak internasional ke kisaran rendah US$60 pada bulan Mei menyebabkan penurunan ekspor produk minyak dan petrokimia lebih dari 20 persen secara tahunan, yang juga menjadi faktor utama dalam penurunan total ekspor,” jelasnya.
Berdasarkan jenis produk, ekspor semikonduktor naik 21,2 persen secara tahunan menjadi US$13,8 miliar, angka tertinggi untuk bulan Mei. Karena tingginya permintaan terhadap produk bernilai tinggi seperti memori bandwidth tinggi (HBM).
Ekspor produk komunikasi nirkabel naik 3,9 persen menjadi US$1,3 miliar, didorong oleh lonjakan 30 persen dalam ekspor smartphone.
Ekspor komputer, termasuk solid state drive, naik 2,3 persen menjadi US$1,1 miliar, sementara ekspor produk bio-kesehatan dan kapal masing-masing naik 4,5 persen dan 4,3 persen menjadi US$1,4 miliar dan US$2,2 miliar.
Namun, pengiriman mobil turun 4,4 persen menjadi US$6,2 miliar akibat lemahnya ekspor ke AS. Ekspor produk minyak bumi turun 20,9 persen menjadi US$3,6 miliar. Sedangkan ekspor petrokimia merosot 20,8 persen menjadi US$3,2 miliar.
Sementara itu, ekspor produk pertanian-perikanan dan kosmetik masing-masing meningkat 5,5 persen dan 9,3 persen, keduanya mencatatkan rekor tertinggi sebesar US$1 miliar.
“Untuk meminimalkan kerugian terhadap perusahaan eksportir kami dan memaksimalkan kepentingan nasional, pemerintah akan menyampaikan posisi kami secara jelas terkait kebijakan tarif AS kepada pemerintahan Trump dan berupaya mencapai solusi yang saling menguntungkan,” tutup Ahn.***
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage